Overdosis Video Motivasi: Ketika Inspirasi Berubah Menjadi Ilusi

harianpijar

SURABAYA – Dalam era digital saat ini, video motivasi telah menjadi konsumsi harian bagi banyak orang yang mencari inspirasi dan dorongan untuk sukses. Namun, seperti pepatah “terlalu banyak gula dapat merusak gigi,” konsumsi berlebihan konten motivasi justru dapat memberikan dampak kontraproduktif bagi kehidupan dan produktivitas seseorang.

Artikel ini akan mengupas sebuah studi kasus yang menggambarkan bagaimana ketergantungan terhadap video motivasi dapat menjadi penghalang kesuksesan.

Kasus Andi: Terjebak dalam Lingkaran Motivasi Semu

Andi (25) adalah seorang fresh graduate yang bercita-cita menjadi entrepreneur. Setiap pagi, ia menghabiskan minimal dua jam menonton video-video motivasi dari berbagai motivator terkenal di YouTube.

Sore hingga malam harinya diisi dengan mengikuti webinar motivasi dan membaca quote-quote inspiratif di media sosial. Dalam sebulan, Andi bisa menghabiskan lebih dari 60 jam hanya untuk mengkonsumsi konten motivasi.

Namun, hal yang tidak ia sadari adalah dia sudah terjebak dalam lingkaran motivasi yang semu. Hal ini sudah banyak dilakukan penilitan salah satunya adalah oleh DR. Sarah Richardson dari Universty of Cambridge.

1. Paralysis by Inspiration

Ironisnya, semakin banyak video motivasi yang Andi tonton, semakin sulit baginya untuk memulai bisnis yang ia impikan. Ia terjebak dalam apa yang disebut “paralysis by inspiration”-kondisi di mana seseorang tenggelam dalam euphoria motivasi tanpa mengambil tindakan nyata.

Paralysis by inspiration, atau yang dalam psikologi kognitif dikenal sebagai “motivational overthinking,” adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan dalam bertindak akibat paparan berlebih terhadap konten motivasional.

Baca juga:   Alternate Universe (AU) sebagai Bentuk Inovasi Karya Sastra Digital pada Media Sosial X

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sarah Richardson dari University of Cambridge (2022) menunjukkan bahwa 67% dari 1,200 responden yang mengkonsumsi konten motivasi lebih dari 2 jam per hari mengalami penurunan signifikan dalam pengambilan tindakan nyata.

2. Ketergantungan Dopamin

Video motivasi cenderung memberikan “hit” dopamin instan, menciptakan lingkaran ketergantungan yang berbahaya. Andi merasa sangat bersemangat setelah menonton video-video tersebut, namun semangat itu menguap dengan cepat, mendorongnya untuk terus mencari “dosis” motivasi berikutnya.

Hal tersebutlah yang kemudia menjaid lingkaran setan untuk Andi. Bukannya melangkah maju dan memberikan aksi nya, hari-hari hanya ia isi dengan video orang memberikan motivasi pada hidup Andi.

3. Kehilangan Waktu Produktif

Dalam satu tahun, Andi telah menghabiskan lebih dari 720 jam untuk menonton konten motivasi. Waktu yang sama bisa digunakan untuk: Mempelajari skill bisnis yang konkret Membangun network yang nyata Mengerjakan prototype produk Melakukan riset pasar yang semua ini dapat menjadi Langkah pasti dalam dia merintis karirnya di dunia bisnis seperti apa yang sudah ia cita-citakan.

4. Distorsi Realitas

Hal yang paling berbahaya dari overdosis video motivasi ini adalah video motivasi seringkali menampilkan kisah sukses yang sudah dikurasi dan disederhanakan, menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Andi menjadi frustrasi ketika realitas tidak sesuai dengan narasi “overnight success” yang ia konsumsi.

Hal tersebut tentu akan sangat menghambat proses cara kerja otak Andi, dan menciptakan mindset bahwa semua serba cepat dan instan. Padahal semua hal yang sukses perlu perjuangan dari awal dan pelan-pelan.

Baca juga:   Proses Manufaktur dalam Teknik Industri: Menyongsong Era Otomatisasi dan Industri 4.0

Solusi dan Pembelajaran

Apa yang kita dapatkan dari kisah Andi ini adalah, bahwa berlebihan dalam mengkonsumsi sesuatu apapun itu hanya akan merusak diri kita, bahkan jika hal tersebut dianggap positif di kalangan masyarakat.

Batasi Konsumsi Konten Motivasi

Tetapkan waktu maksimal 30 menit per hari untuk mengkonsumsi konten motivasi atau bahkan hanya melihat video motivasi jika memiliki waktu luang atau sedang beristirahat. Gunakan sisa waktu untuk melakukan aksi nyata dan Langkah kongkrit.

Fokus pada Pembelajaran Praktis

Ganti sebagian besar konsumsi video motivasi dengan tutorial praktis dan kursus yang memberikan skill konkret dalam bidang yang diminati, bukan hanya sekedar kesuksesan instant, tetapi step by step yang diberikan supaya kita mengerti Langkah demi Langkah dalam sesuatu yang kita tuju.

Bangun Sistem Akuntabilitas

Cari mentor atau partner bisnis yang dapat memberikan feedback dan mendorong untuk mengambil tindakan nyata, bukan hanya konsumsi konten motivasi.

Kesimpulan

Studi kasus ini menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan video motivasi dapat menciptakan ilusi produktivitas dan kemajuan. Motivasi sejati tidak datang dari menonton video inspiratif secara terus-menerus, melainkan dari pengambilan tindakan nyata dan pembelajaran dari kegagalan serta keberhasilan dalam dunia nyata.

Seperti nutrisi, motivasi eksternal sebaiknya dikonsumsi secara terukur dan seimbang. Yang lebih penting adalah membangun disiplin dan konsistensi dalam mengambil tindakan nyata, sekecil apapun, menuju tujuan yang ingin dicapai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini