harianpijar.com, JAKARTA – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka tak bisa bermanuver banyak jika bergabung ke Partai Gerindra. Hal itu disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno, Gibran Rakabuming kalau di Partai Gerindra tidak signifikan dan tidak bisa bermanuver banyak karena ada Prabowo Subianto yang menjadi Presiden RI.
“Posisi Gibran tak signifikan, tak bisa bermanuver banyak karena ada Prabowo yang jadi presiden,” kata Adi Prayitno kepada awak media di Jakarta, Jumat baru lalu.
Selain itu, Adi Prayitno juga berpendapat, “Auranya (Gibran Rakabuming) ketutup Prabowo.”
Karena itu, dirinya menilai sangat bagus bagi Gibran Rakabuming untuk bergabung ke Partai Golkar karena dapat lebih berakselerasi ketimbang bergabung ke Partai Gerindra.
“Di Golkar relatif masih bisa berakselerasi karena Golkar tidak ada punya presiden atau wakil presiden. Dengan Gibran jadi anggota kehormatan Golkar, itu artinya Golkar punya wapres saat ini,” ucapnya.
Selanjutnya, Adi Prayitno juga memandang baik pula jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Golkar lantaran dapat menjadi tempat bernaung jika mendapat serangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Bagi Jokowi, setidaknya ada backup jika terus-terusan digebuk PDI Perjuangan. Bisa jadi ke depan tensi bakal memanas PDI Perjuangan versus Golkar, dua partai yang sebenarnya sejak lama jadi musuh bebuyutan,” ujar Adi Prayitno.
Ditambahkan Adi Prayitno, bergabungnya Jokowi dan Gibran Rakabuming ke Partai Golkar dapat mendinamisasi hubungan politik yang terjalin dengan Partai Gerindra.
“Karena apa pun Jokowi dan Gibran tentunya tak mau dipandang subordinat di bawah bayang-bayang Gerindra,” tambahnya.
Sementara itu, Jokowi dan Gibran Rakabuming sendiri disebut-sebut sudah menjadi anggota kehormatan Partai Golkar, yang seolah mengonfirmasi gosip lama bahwa keduanya akan merapat ke partai berlambang pohon beringin tersebut.
Bahkan, posisi Jokowi dan Gibran Rakabuming menguat secara politik atas keanggotaan tersebut.
“Meski publik tak pernah tahu apa kewenangan anggota kehormatan itu nantinya, secara politik Jokowi dan Gibran sudah punya partai yang perolehan pileg-nya runner up,” pungkas Adi Prayitno.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Joko Widodo dan keluarganya sudah tidak lagi menjadi bagian dari partai berlambang banteng moncong putih.
Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa Jokowi dan keluarga tidak lagi selaras dengan cita-cita partai yang diperjuangkan sejak zaman presiden pertama RI Soekarno berada di Partai Nasional Indonesia (PNI). (ant/elz)