Paya Geli: Perjalanan Sebuah Desa Menuju Keselarasan Ekonomi dan Sosial

USU
. (foto: dok. pribadi)

SUMATERA UTARA – Desa Paya Geli merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Paya Geli dahulunya merupakan sebuah desa dengan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

Era modernisasi kemudian mulai membawa arus perubahan pada masyarakat Desa Paya Geli. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada aspek ekonomi, namun juga mempengaruhi kondisi sosial masyarakat.

“Dulu disini masyarakatnya kan banyak yang bertani, asal udah digarap jadi hak milik, cuma ya anak-anaknya udah nggak jadi petanilah, pada jadi pegawai gitu. Disinikan juga banyak pendatang,” jelas salah satu masyarakat Desa Paya Geli kepada kami, Rabu, 10 September 2024.

Menurut Sutopo Yuwono, dalam bidang ekonomi desa memiliki peranan pokok sebagai penghasil bahan pangan. Namun, akibat dinamika yang terjadi di Desa Paya Geli, saat ini fungsi desa sebagai penghasil pangan tidak terjadi di Desa Paya Geli.

Hal ini dikarenakan masyarakat tidak lagi bermatapencaharian sebagai petani saja, namun juga sudah memiliki mata pencaharian yang heterogen.

Selain dari segi ekonomi, Desa Paya Geli juga mengalami dinamika dari segi karakteristik desa atau pola pemukimannya. Dengan banyaknya jumlah pendatang ke desa ini, tampaknya membuat pemukiman di desa ini cukup padat penduduk dan lahan pertanian yang semakin sempit.

Baca juga:   USU Akan Segera Panggil Prof Yusuf Terkait Cuitan Sebut SBY dan AHY Bodoh

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan modernisasi yang datang ke desa ini, serta para penduduk desa yang tidak lagi bersifat homogen membuat berbagai perubahan positif maupun negatif tidak dapat terhindarkan.

Dari segi positif, perubahan yang terjadi tentunya membawa dampak pada keadaan ekonomi warga yang tadinya homogen dan hanya bergantung pada pertanian berupa sawah kini memiliki mata pencaharian yang heterogen baik yang bekerja sebagai pegawai, pedagang, ataupun buruh pabrik.

Hal ini juga memberikan dampak yang cukup baik dalam hal perekonomian warga Desa Paya Geli. Sedangkan dampak negatif yang terjadi dapat dilihat dari segi sosial.

Berdasarkan wawancara yang kami lakukan dengan perangkat Desa Paya Geli bahwa seiring perubahan masa keadaan sosial masyarakat juga berubah. Salah satu yang paling menonjol yakni sifat gotong royong yang kian berubah menjadi lebih individualis.

Selain itu, penyimpangan sosial atau perilaku patologi sosial yakni penyebaran obat-obatan terlarang juga terjadi di Desa Paya Geli, sehingga muncul para pengguna narkoba di Desa Paya Geli.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, tentunya dilakukan berbagai solusi agar masyarakat desa mampu terjaga harmonis, aman, dan nyaman.

Baca juga:   Pengawasan Dinas Sosial terhadap Maraknya Gelandangan dan Pengemis di Kota Medan

Adapun beberapa kegiatan yang telah dilakukan perangkat desa dan warga desa dalam rangka mempererat ikatan antar warga yakni melalui kegiatan gotong royong, senam lansia dan pemeriksaan kesehatan rutin secara gratis bagi warga setiap bulannya, wirid, pengajian, Karang Taruna dan juga PKK.

Adapun kelompok PKK Desa Paya Geli juga turut menjadi salah satu kelompok PKK terbaik se-Kabupaten Deli Serdang per tahun 2024.

Pada akhirnya, seiring perkembangan zaman, modernisasi dan perkembangan teknologi, berbagai perubahan tidak seutuhnya dapat disangkal. Perubahan bukan untuk dihindari, namun untuk dihadapi.

Oleh sebab itu, diperlukan berbagai kebijakan dan program-program mumpuni yang dapat digunakan untuk menanggapi perubahan yang ada.

Dalam hal ini, solusi menghadapi dinamika terhadap pedesaan yang diterapkan oleh Desa Paya Geli diharapkan dapat menjadi suatu inspirasi atau referensi yang dapat diterapkan bagi desa yang akan dan telah mengalami dinamika tersebut.

*Artikel ini diunggah untuk memenuhi UTS mata kuliah Dinamika Masyarakat Pedesaan yang diampu oleh Ibu Dra. Berlianti, M.SP.

Penulis: Reynaldi Yasir Saputra, Bryan Firman Norman Juan Hulu, Bima Benaso Waruwu, Thirza Eunike Silaban, Nabila Agustin, Cicilia Kimberly Oldy Saragih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini