SEMARANG – Hipertensi pada lansia merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus utama tenaga kesehatan di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Bidan Septiani, Bidan Desa Kapungan, menuturkan bahwa selain stunting, masalah yang perlu diatasi lebih lanjut adalah ketidakpatuhan pasien hipertensi lansia dalam mengonsumsi obat anti-hipertensi.
“Sebenarnya kalau masalah kesehatan yang ada di Desa Kapungan itu utamanya selain stunting ada hipertensi mbak. Kan kalau obat hipertensi itu harus dikonsumsi seumur hidup, sedangkan kalau mbah-mbah sepuh itu suka lupa minumnya, atau nggak kalau sudah merasa badannya enak, nggak sakit kepala atau gimana, obatnya sudah ga diminum lagi. Jadi mungkin itu bisa dijadikan ide untuk program,” ujar Bidan Septiani saat dijumpai di posyandu Nusa Indah IV, Dukuh Ngrawan, Desa Kapungan, pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Berdasarkan masalah tersebut, pada Selasa, 6 Agustus 2024, Salsabila Intan Mahara, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro dari Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, melaksanakan program kerja monodisiplin 2 “Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada Lansia Desa Kapungan dengan Sosialisasi dan Pembagian Pill Box”.
Program ini dilaksanakan pada kegiatan posyandu lansia di Posyandu Nusa Indah II, Dukuh Mendungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Program ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan lansia dalam mengonsumsi obat anti-hipertensi secara teratur, guna mencegah penyakit komplikasi yang mengancam nyawa.
Kegiatan ini berlangsung pada pukul 10.00 hingga pukul 11.00 WIB, dengan dihadiri 24 lansia yang tergabung dalam Posyandu Lansia Nusa Indah II. Acara dimulai dengan penyuluhan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat anti-hipertensi secara rutin dan cara mengelola obat dengan benar.
Dalam penyuluhan ini, para lansia diberikan pemahaman mengenai risiko yang bisa terjadi jika mereka tidak mematuhi jadwal minum obat, serta hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.
Kegiatan penyuluhan dikemas dengan menarik dan interaktif melalui media pamflet serta pemaparan dengan bahasa yang mudah dipahami lansia.
Guna memudahkan para lansia dalam mengingat jadwal minum obat, mahasiswa KKN juga membagikan pill box secara gratis kepada setiap peserta. Pill box ini dirancang khusus dengan pembagian waktu yang jelas untuk setiap harinya mulai Senin hingga Minggu, sehingga para lansia dapat mengatur obat mereka dengan lebih mudah. Mahasiswa juga memberikan demonstrasi penggunaan pill box tersebut, dan membantu para lansia mengisinya dengan obat yang sesuai.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para lansia aktif bertanya mengenai obat yang mereka konsumsi dan cara penggunaan pill box. Mahasiswa dengan sabar menjawab setiap pertanyaan, sehingga suasana menjadi hangat dan penuh interaksi.
Melalui adanya program ini, diharapkan para lansia di Desa Kapungan dapat lebih sadar akan pentingnya kepatuhan minum obat anti-hipertensi dan mampu menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik.
Penulis: Salsabila Intan Mahara