BANTEN – PKM merupakan singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa, di mana kegiatan yang ada di dalamnya dilakukan untuk meningkatkan mutu mahasiswa di perguruan tinggi supaya suatu saat bisa menjadi bagian dari masyarakat yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan membagikan ilmu serta kemampuan yang dimilikinya.
PKM 2024 dikelompokkan menjadi dua, yaitu PKM Pendanaan dan PKM Insentif. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pendanaan terdiri dari 8 bidang salah satu diantaranya yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta (RE).
Salah satu tim PKM RE yang lolos pendanaan PKM 2024 ini adalah mahasiswa Ilmu Perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Pengembangan Kue Tradisional Khas Banten ‘Jojorong’ Berbasis Tepung Tulang Ikan dan Spirulina Platensis sebagai Makanan Tinggi Protein Guna Menekan Stunting”.
Tim ini diketuai oleh Uhar yang beranggotakan Syifa Nur Istiqomah, Dewi Aryanti, Wina Nur Octavia Utami, serta Vidya Rizka Amalina dengan Ibu Devi Faustine Elvina Nuryadin, S.Pi., M.Si. sebagai dosen pembimbing mereka.
Alasan mereka melakukan program tersebut adalah sebagai salah satu upaya untuk pencegahan stunting di Provinsi Banten, khususnya di Kabupaten Pandeglang karena menjadi lokasi terparah dengan nilai pravelansi 37,8% (Kemenkes 2021).
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat disebabkan karena kurangnya pemenuhan gizi yang baik. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan sehat dan bergizi.
Oleh karena itu, tim PKM ini melakukan riset untuk membuat alternatif makanan fungsional tinggi protein dengan mengangkat kue tradisional khas Banten yaitu kue jojorong yang diberi penambahan produk hasil perikanan dan kelautan.
Kue jojorong menjadi pilihan makanan yang mereka pilih dengan tujuan untuk memperkenalkan salah satu kue tradisional khas Banten tersebut ke masyarakat luas. Kue jojorong sendiri merupakan salah satu makanan khas tradisional yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.
“Kue jojorong saat ini sulit dijumpai dan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaannya. Oleh karena itu, kami ingin melestarikan dan memperkenalkan kue ini ke masyarakat yang lebih luas lagi. Upaya pelestarian kue tradisional ini juga sebagai tambahan alasan lain dalam pengembangan riset yang dilakukan,” ujar Syifa Nur Istiqomah yang merupakan anggota 1 dalam Tim PKM RE Jojorong tersebut.
Kue jojorong mengandung karbohidrat yang terbuat dari tepung beras dengan campuran lemak yang berasal dari santan kelapa dan juga gula dari gula aren. Dalam pembuatan kue jojorong tersebut, tim memberikan penambahan tepung tulang ikan bandeng dan Spirulina platensis.
Tepung tulang ikan bandeng dan Spirulina platensis merupakan produk hasil pertanian dari sektor perikanan dan kelautan yang kaya akan tinggi protein. Dipilihnya kedua jenis olahan tersebut dikarenakan penambahan tepung tulang ikan bandeng dan Spirulina platensis terhadap makanan mampu menjadi solusi untuk pencegahan stunting.
Di dalam penelitian juga disebutkan bahwa kedua jenis olahan tersebut memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada riset yang mereka lakukan tersebut, tim berharap kue jojorong ini nantinya akan mengandung protein yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam upaya pencegahan dan dapat menekan angka stunting, khususnya di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Berikut adalah akun sosial media Tim PKM RE Jojorong mahasiswa Ilmu Perikanan UNTIRTA, TikTok: @jojoronginaction, Instagram: @jojoronginaction, Facebook: Jojorong InAction, YouTube: @JojorongInAction. Yuk, kepoin! Dan jangan lupa di-follow ya!
Syafa Nur Mustaqimah
Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa