Kurangnya Pengunjung Pasar Pari: Tantangan dan Upaya Pemulihannya

Untirta
. (foto: dok. pribadi)

PANDEGLANG – Berkurangnya pengunjung di Pasar Pari yaitu salah satu pasar tradisional di Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang ini menjadi perhatian utama bagi para pedagang dan pemangku kepentingan ekonomi lokal. Pasar pari yang dulu ramai kini menghadapi tantangan yang serius dalam menarik para pembeli.

Sepinya pengunjung yang datang ke pasar pari membuat menurunnya pendapatan para pedagang.

Salah satu pedagang mengaku saat ini omzetnya menurun. Dia sudah berjualan sangat lama lalu mengaku juga kalau pasar ramai itu pada saat memasuki Ramadhan dan Lebaran, setelah itu pengunjung pasar terus berkurang.

“Sekarang sepi gara-gara semua serba online, terus ditambah barang-barang online banyak yang lebih murah dibandingkan di Pasar Pari, soalnya yang saya jual lebih mahal gara-gara harus ada keuntungan untuk menyewa kios,” ungkap Marsanah, salah satu pedagang di Pasar Pari.

Baca juga:   Kulit Udang Bukan Sampah! Rahasia Kitosan sebagai Hidrokoloid untuk Pangan Sehat dan Ramah Lingkungan

“Terus harapannya online sama pasar harus lebih ramai pasar, soalnya online juga belum tentu sama barangnya sama seperti aslinya, kalau di pasar kan bisa lihat barang langsung dan tidak ribet,” tambahnya.

Disisi konsumen berpendapat juga bahwa sekarang ini jarang sekali berbelanja ke pasar, karena untuk membeli sayuran atau bahan makanan lainnya itu bisa memebeli dari tukang sayur keliling dan untuk membeli barang-barang seperti pakaian dan perlengkapan lainnya lebih memilih belanja online, karena lebih murah dan praktis.

“Sekarang jarang sekali saya ke Pasar Pari, karena untuk beli sayuran dan bahan lainnya selalu belanja di tukang sayur keliling. Paling kalau belanja ke pasar pas persediaan hari-hari besar, acara keluarga, Lebaran, maulid dll. Sekarang seringnya belanja online, karena murah dan praktis,” ujar Pipit, seorang konsumen.

Baca juga:   Tradisi Prepekan di Pasar Kramatwatu Serang: Meriahnya Persiapan Menjelang Idul Adha

Kondisi ini membuat Pasar Pari di ujung permasalahan serius, jika Pasar Pari kedepannya makin sepi maka para pedagang harus berbesar hati berhenti berjualan, tanpa pemasukan maka mereka tidak bisa menghidupi keluarganya dan membayar sewa kios-kios mereka.

Namun ada upaya dan solusi dalam sebuah permasalahan, maka dari itu para pedagang harus mampu bersaing dengan online shop, atau belajar tren modern sekarang ini dan harus terus berinovasi agar konsumen tertarik kembali belanja ke Pasar Pari.

Penulis: Jumiyanti
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini