Kelompok Tani Amor: Berhasil Ciptakan Ketahanan Pangan dengan Sistem Hidroponik

Untirta

TANGERANG SELATAN – Kelompok Tani Amor di Kelurahan Pakualam telah berhasil menerapkan program RW Mantap (Mandiri dan Tahan Pangan) melalui sistem hidroponik, dengan mengembangkan inovasi urban farming menggunakan teknologi hidroponik untuk menghasilkan sayuran yang sehat dan beragam.

Sistem hidroponik memungkinkan tanaman tumbuh dengan nutrisi yang tepat untuk mengurangi penggunaan air dan pupuk secara signifikan.

Kelompok Tani Amor juga menggunakan limbah kotoran lele sebagai pupuk organik dalam memproduksi sayuran Aquaponik dan Hidroponiknya. Penggunaan pupuk organik ini akan membuat biaya produksi menurun dan produktivitas meningkat.

Dengan demikian, sistem hidroponik ini sangat efektif untuk meningkatkan kualitas hasil panen dan memastikan ketahanan pangan di Kelurahan Pakualam.

Selain itu Kelompok Tani Amor juga mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah dan juga pihak swasta dalam mengelola usaha tani yang dijalankan.

Baca juga:   DPRD Provinsi Banten Meningkatkan Etika Profesi Humas untuk Transparansi dan Integritas

“Kelompok Tani Amor telah menerima bantuan berupa alat hidroponik, pakan serta kolam budidaya lele dari CSR Indah Kiat dan DKP3 (Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan), untuk membantu meningkatkan kemampuan produksi Kelompok Tani Amor. Dengan demikian, Kelurahan Pakualam sekarang memiliki sumber daya yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” tutur Pak Paimin selaku Ketua Kelompok Tani Amor Kelurahan Pakualam.

Dengan menggunakan sistem hidroponik, Kelompok Tani Amor dapat mengurangi penggunaan air dan pupuk, serta memanfaatkan lahan yang terbatas di Kota Tangerang Selatan.

Dengan demikian, Kelompok Tani Amor telah menciptakan ketahanan pangan yang efektif dan efisien di Kelurahan Pakualam. Mereka telah meningkatkan kualitas hasil panen dan mengurangi biaya produksi dengan menggunakan sistem hidroponik yang efektif.

Baca juga:   Transformasi Pemasaran Digital: Situs 'Segari' Membuka Peluang Baru bagi Petani dan Konsumen

Ketua Kelompok Tani Amor, Pak Paimin juga mengungkapkan, “Kalau panen biasanya Kelompok Tani Amor menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul dan masyarakat lingkungan sekitar, namun yang diprioritaskan adalah warga sekitar yang kurang mampu dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga di pasaran, jika di pasar biasa dijual dengan harga Rp.25.000/kg disini kami menjual untuk warga dengan harga Rp.10.000-Rp.15.000/kg.”

Kelompok Tani Amor telah menjadi contoh bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan sistem hidroponik yang efektif dan efisien. Mereka telah meningkatkan kemampuan produksi dan mengurangi biaya produksi dengan menggunakan limbah peternakan sebagai pupuk organik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini