BANTEN – Musim kemarau yang panjang melanda Desa Kadugenep, berdampak signifikan terhadap kualitas hasil panen padi. Para petani mengeluh terhadap menurunnya kualitas bulir padi yang mereka panen akibat kurangnya pasokan air untuk irigasi.
Salah satu petani Bapa sidiq, mengungkapkan bahwa sawahnya hanya mendapatkan air dari tadah hujan.
“Kemarau tahun ini sangat panjang dan parah. Sehingga kesulitan mendapatkan air yang cukup untuk mengairi sawah. Akibatnya, padi yang ditanam tidak tumbuh dengan optimal,” ucapnya, 30 Juni 2024.
Penurunan kualitas padi tidak hanya berdampak pada hasil panen yang kurang memuaskan, tetapi juga mengakibatkan harga jual padi menurun.
“Bulir padi yang dihasilkan lebih kecil dan banyak yang kosong. membuat harga jualnya rendah di pasar,” imbuh Bapak Andi.
Dinas Pertanian setempat juga mengakui adanya penurunan kualitas hasil panen padi di Desa Kadugenep tersebut. Kepala Dinas Pertanian, Ibu Wati, menjelaskan bahwa pihaknya berupaya membantu petani dengan menyediakan bantuan pompa air dan menyarankan penggunaan varietas padi yang lebih tahan kekeringan.
“Namun, upaya tersebut belum cukup mengatasi masalah kekurangan air yang terjadi saat kemarau panjang ini,” tuturnya.
Sementara itu, para petani tetap berharap musim hujan segera tiba agar dapat memulai masa tanam dengan harapan hasil panen yang lebih baik di tahun mendatang.