BANTEN – Presiden Republik Indonesia bersama Kementerian Pertanian secara resmi meluncurkan Program Pompanisasi Nasional yang bertujuan untuk membantu petani mengatasi dampak kekeringan akibat fenomena El Nino.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan menyediakan pasokan air yang memadai selama musim kekeringan panjang.
Program Pompanisasi Nasional ini melibatkan pemasangan ribuan pompa air di berbagai daerah pertanian. Pemasangan pompa air ini didanai oleh anggaran negara dan difokuskan pada daerah-daerah yang paling membutuhkan, terutama di wilayah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Menteri Pertanian Andi Amran mengatakan, “Pompanisasi akan meningkatkan produksi beras nasional dengan menaikkan indeks penanaman dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali. Selain itu, pompanisasi juga akan memperluas lahan tanam.”
Menurut Presiden Jokowi, gelombang panas ini menyebabkan banyak negara yang sebelumnya melakukan ekspor beras memilih untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri.
“Hampir semua negara sekarang terkena dengan namanya gelombang panas, kekeringan panjang. Sehingga semua negara produktivitasnya turun, produksi berasnya turun. Nah, negara kita juga sama. Perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), nanti Juli hingga Oktober besar kemungkinan akan ada gelombang panas atau kekeringan. Dan itu yang harus diantisipasi, oleh karena itu harus disiapkan dahulu antisipasinya melalui pompanisasi ini,” ujar Jokowi dalam keterangan persnya.
Pemerintah berharap dengan langkah ini, sektor pertanian dapat lebih tangguh menghadapi perubahan iklim ekstrem seperti El Nino dan terus memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan nasional.
Dengan diluncurkannya Program Pompanisasi Nasional ini, pemerintah menunjukkan langkah proaktif dalam mendukung para petani dan menjaga stabilitas sektor pertanian di tengah tantangan perubahan iklim.
Penulis: Nabilla Dwi Permatasari
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa