SURABAYA – Dalam Kurikulum Merdeka, literasi dititipkan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Artinya guru bahasa Indonesia wajib melakukan pembelajaran literasi di sekolah.
“Buktinya, kalau kita lihat Capaian Pembelajaran (CP) bahasa Indonesia, kata kerja operasionalnya itu sudah mengarah ke literasi,” ungkap Fafi Inayatillah dalam forum mimbar ilmiah, pada Kamis, 28 Maret 2024.
Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menambahkan, strategi literasi bisa digunakan semua guru. Dalam pelajaran apapun selalu ada aktivitas membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
Dalam kesempatan ini, strategi literasi diimplementasikan melalui teks mutimoda. Ada beberapa strategi literasi yang dapat dipilih guru, di antaranya, pengatur grafis, dinding kata, model frayer, model diagram ven, peta pikiran, poster, tabel, dan grafik.
Literasi ini penting diajarkan kepada siswa karena menunjang kecakapan abad ke-21. “Dengan menguasai literasi, siswa akan menjadi kritis dan bijaksana,” paparnya menutup sesi diskusi yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya.
Kegiatan yang digelar melalui media Zoom ini diikuti 110 peserta, mulai dari guru, mahasiswa, dosen, peneliti, dan praktisi pendidikan.
Diva
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya