Dampak Komunikasi Persuasif dalam Membentuk Preferensi Konsumen

Komunikasi-Persuasif

BOGOR – Di era globalisasi ini semua hal dapat dilakukan melalui internet. Mulai dari belajar hingga melakukan transaksi jual-beli. Kegiatan jual-beli melalui internet ini tentunya memudahkan para penjual untuk mencari konsumen karena penjual dapat menjangkau konsumennya di mana pun mereka berada, begitu juga sebaliknya dengan para konsumen, mereka dapat melakukan pembelian di mana pun dan kapan pun.

Aktivitas jual beli ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Platform belanja online pun terus mengalami perkembangan dan ada banyak, mulai dari Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibi, dan masih banyak lagi.

Dari semua platform tersebut, aplikasi Shopee menjadi yang paling banyak digunakan oleh khalayak. Hal ini dibuktikan melalui hasil laporan Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC).

Shopee merupakan aplikasi layanan belanja online yang paling banyak digunakan masyarakat. Dari 10 ribu responden yang disurvei, sebanyak 74,7% di antaranya memasang dan menggunakan aplikasi Shopee di ponsel mereka.

Dari data yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa para pengguna aplikasi Shopee terpengaruh oleh iklan yang muncul di beberapa sosial media untuk mengunduh aplikasi tersebut. Kalimat persuasif yang digunakan dalam iklan membuat para khalayak terpengaruh untuk menggunakan aplikasi Shopee.

Dalam aplikasi shopee ada fitur live yang dilakukan penjual untuk menarik para konsumen untuk membeli produknya. Para penjual dalam live tersebut sering kali menggunakan kalimat persuasif untuk menarik konsumen agar semakin yakin membeli produknya.

Hasil penelitian secara menyeluruh menunjukkan adanya pengaruh komunikasi persuasif terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan melalui hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial yang menandakan bahwa keputusan pembelian oleh followers pada akun Lilybelleclothing di aplikasi Shopee yang muncul pada diri konsumen, secara signifikan dipengaruhi oleh komunikasi persuasif.

Melalui hasil uji koefisien korelasi yang memiliki nilai 0.598 yang dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan komunikasi persuasif terhadap keputusan pembelian oleh followers Lilybelleclothing di aplikasi Shopee sebesar 59,8 % dan sisanya dipengaruhi faktor lainnya.

Burgon & Huffner di tahun 2002 memberikan penjelasan terkait proses komunikasi persuasif, di mana komunikasi persuasif memiliki tujuan untuk mempengaruhi penelitian dan pendapat orang lain agar sesuai dengan apa yang diinginkan komunikator atau sender.

Komunikasi persuasi menurut Larson yaitu adanya kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens. Menurut Olson dan Zanna, persuasi dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain.

K. Anderson mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai perilaku komunikatif dengan tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku orang atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.

Komunikasi persuasif memiliki proses yang merupakan penggambaran alur atau tahapan pesan persuasif dikirimkan dari komunikator pesan persuasif hingga diterima, diolah, dan dipahami oleh komunikan pesan persuasif.

Baca juga:   Transformasi Komunikasi Digital: Memahami Evolusi Media dan Dampaknya terhadap Masyarakat Kontemporer

komunikasi persuasif yang disampaikan Carl Hovland, komunikasi persuasif disampaikan oleh komunikator dengan tidak melupakan unsur-unsur perhatian, pemahaman, pembelajaran, penerimaan, serta penyimpanan.

Dari definisi-definisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah kegiatan komunikasi yang bertujuan memengaruhi seseorang hingga membuat seseorang dapat melakukan tindakan atau pun perubahan dengan kemauannya sendiri karena terpengaruh oleh pesan persuasif yang disampaikan oleh komunikator.

Faktor-faktor komunikasi persuasif yang mempengaruhi khalayak

– Kredibilitas (kepercayaan): Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang diberikan oleh orang yang dianggap memiliki kredibilitas tinggi. Khalayak akan mempercayai pesan yang diberikan oleh orang yang mereka percaya sebagai ahli dalam bidang tersebut.

– Pengalaman: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang mereka telah mengalami. Pesan yang menggambarkan pengalaman akan lebih mudah mempengaruhi khalayak.

– Kesamaan budaya: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang kesamaan dengan budaya mereka. Pesan yang menggambarkan kesamaan budaya akan lebih mudah dipahami oleh khalayak.

– Kesamaan bahasa: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang sama dengan bahasa mereka. Pesan yang menggambarkan kesamaan bahasa akan lebih mudah dimengerti oleh khalayak.

– Kesamaan geografis: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang memiliki kesamaan dengan tempat tinggal mereka. Kesamaan geografis akan lebih yakin untuk membeli karena biaya pengiriman barang yang lebih murah dibandingkan yang berbeda daerah.

– Kesamaan psikologis: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang sama dengan kepentingan psikologis mereka. Pesan yang menggambarkan kesamaan psikologis akan lebih mudah dipahami oleh khalayak dan lebih mudah mendapatkan empati dari khalayak tersebut.

– Kesamaan politik: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang sama dengan kepentingan politik mereka. Pesan yang menggambarkan kesamaan politik akan lebih mudah dipahami oleh khalayak.

– Kesamaan ekonomi: Khalayak akan lebih mudah dipersuasikan oleh pesan yang mereka percaya sebagai yang sama dengan keadaan ekonomi mereka. Bagi masyarakat kelas menengah, kesamaan ekonomi memberikan kenyamanan dan keinginan membeli semakin tinggi karena harga sesuai dengan budget mereka.

Khalayak yang terpengaruh oleh faktor-faktor komunikasi persuasif cenderung cepat dalam mengambil keputusan. Ketika memiliki salah satu kesamaan, maka khalayak tidak akan ragu untuk membelinya.

Contoh komunikasi persuasif mempengaruhi khalayak dapat dilihat pada konsumen aplikasi Shopee, seperti yang disebutkan pada bagian awal. Bahwa fitur live pada Shopee memberikan pengaruh yang cukup besar bagi konsumen untuk membeli produk tersebut.

Menurut salah satu jurnal milik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dengan judul “Pengaruh Komunikasi Persuasif melalui Fitur Shopee Live terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Lilybelleclothing)” yang berisikan data survei dari pengikut akun Lilybelleclothing, pengaruh komunikasi persuasif terhadap keputusan pembelian pada pengikut Lilybelleclothing di aplikasi Shopee dengan hasil menunjukkan komunikasi persuasif berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0.598 (59,8%) dan sisanya 41,2% dipengaruhi faktor lain.

Baca juga:   PPK Ormawa Himagreto: Solusi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi dengan Lubang Resapan Biopori

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor kredibilitas komunikator, faktor pesan yang disampaikan, faktor pengaruh lingkungan dan faktor pengertian dan kesinambungan pesan.

Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur dalam komunikasi persuasif yakni komunikator dan pesan terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan sikap konsumen yang terdiri dari perubahan kognisi, afeksi, dan konasi.

Dampak dan manfaat dari komunikasi persuasif bagi konsumen

Adapun dampak negatif dan positif dari penggunaan kalimat persuasif bagi konsumen. Dampak negatifnya adalah konsumen yang kurang bijak dalam membuat keputusan dalam membeli barang karena hanya melihat satu faktor saja, bahkan jika terdapat kalimat yang menarik perhatiannya, konsumen dengan cepat akan langsung membelinya tanpa melihat ulasan tentang barang tersebut.

Lalu untuk dampak positifnya adalah konsumen tidak ragu dalam membeli dan dengan cepat bisa memutuskan apa yang akan dibeli karena pengaruh dari kalimat persuasif yang dibuat oleh penjual. Selain itu konsumen dengan mudah mengetahui informasi yang dipaparkan langsung oleh penjual mengenai produknya.

Dari belanja online ini tentunya ada manfaat yang didapatkan oleh konsumen selain produk yang dibelinya. Keefektifan dalam penggunaan platform e-commerce menjadi manfaat juga bagi para konsumen.

Kemudahan dalam mencari barang yang dibutuhkan oleh khalayak menjadikan e-commerce sebagai aplikasi penting di zaman sekarang ini. Bahkan, sudah menjadi kebutuhan bagi konsumen yang tidak memiliki waktu untuk pergi belanja, maka e-commerce menjadi solusi yang tepat dan mudah.

Manfaat terbesarnya adalah adanya potongan harga, gratis ongkir, hingga tanggal-tanggal tertentu yang memberikan diskon besar-besaran. Barang yang sulit dijangkau oleh konsumen karena jarak dan waktu, sekarang dengan mudah dapat diakses oleh konsumen.

Cara bijak menyikapi komunikasi persuasif

Agar khalayak tidak mudah terpengaruh oleh komunikasi persuasif yang digunakan oleh para penjual pada platform e-commerce adalah dengan memaksimalkan literasi.

Saat akan membeli produk baca dengan teliti komentar terhadap produk tersebut, lihat bintang yang diberikan oleh para konsumen produk tersebut, lalu lihat isi dari komentarnya, kemudian lihat foto produk yang dicantumkan oleh konsumen, apakah sesuai dengan foto produk yang digunakan toko tersebut atau tidak. Jika produk tersebut belum memiliki pembeli, bisa menghubungi admin toko penjual untuk menanyakan spesifikasi produk tersebut.

Kalimat persuasif memang membantu dalam meningkatkan penjualan, namun bijak dalam memutuskan menjadi tugas dari konsumen agar tidak terjadi kerugian dan mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginan.

Pikirkan dengan baik-baik sebelum membeli suatu produk di platform e-commerce. Jangan mudah terpengaruh dan terburu-buru.

Nur Indah Fitria (J0401221126)
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB Univesity

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini