SURABAYA – Sadaring Unesa seri III kembali digelar oleh Pusat Studi Literasi, melalui Zoom dan streaming Youtube, menghadirkan 3 narasumber, pada Sabtu, 30 September 2023, pukul 09.00—12.00 WIB.
Sarasehan Dalam Jaringan atau singkatan dari Sadaring. Pada tahun ini, acara Sadaring memasuki seri ketiga dengan total pendaftaran sebanyak 310 orang. Sadaring 2023 mengusung tema “Penguatan Literasi Majemuk di Daerah Perdesaan, Tertinggal, dan Transmigran”.
Sadaring kali ini diketuai oleh Prof. Dr. Kisyani, M.Hum. Ada 3 pemateri yang sangat luar biasa dalam kegiatan ini, salah satunya Prof. Suroto, M.A., Ph.D. sebagai pembicara 3 dengan judul “Membangun Literasi Majemuk Masyarakat Desa”. Beliau merupakan dosen FIO Unesa sekaligus Kepala Perpustakaan Unesa.
Dalam materinya Suroto menjelaskan ada 12 strategi untuk kembangkan literasi majemuk di desa. Literasi majemuk adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi secara efektif menggunakan berbagai bentuk bahasa dan komunikasi di luar keterampilan literasi tradisional seperti membaca dan menulis.
“Tujuan yang jelas, kita harusnya dari sisi literasi mampu membuat orang-orang berprakarsa untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Suroto.
Sedangkan, 12 strategi tersebut yaitu: (1) program pendidikan dasar yang berkualitas, (2) akses terhadap bacaan: memastikan akses yang lebih, (3) pelatihan Guru dan Pendamping Literasi, (4) penggunaan Teknologi dalam Literasi, (5) pelatihan literasi digital, (6) pengembanganateri literasi yang relevan, (7) promosi literasi dalam bahasa lokal, (8) kampanye kesadaran literasi, (9) kemitraan dengan organisasi non-pemerintah dan swasta, (10) pengukuran dan evaluasi, (11) keterlibatan keluarga, dan (12) pelibatan komunitas.
“Sebenarnya tidak hanya desa, bagaimana kita membuat di keluarga ada bacaan-bacaannya yang bisa dinikmati bersama, jadi kualitas hidup sangat keren jika dilihat dari kegiatan literasi,” ungkap Suroto.
Sungguh luar biasa, 12 strategi tersebut dapat diimplementasikan langsung terhadap pembangunan literasi majemuk di desa. Bahkan Suroto juga membahas tingkatkan perpustakaan yang terdiri dari 7 bagian: (1) perpustakaan komunitas, (2) sekolah, (3) umum, (4) akademik, (5) digital, (6) pintar, dan (7) masa depan.
“Untuk melihat maju tidaknya desa, sudah bagus tidak perpustakaannya, dapat dilihat dari 9 komponen,” kata Suroto. Di mana, komponen tersebut juga turut dikupas oleh dirinya.
Dari adanya kegiatan Sadaring ini, diharapkan seluruh dosen, guru, ataupun pengurus desa mampu berinovasi dalam mewujudkan literasi desa yang semakin bermutu dan berintegritas, yang sejalan dengan motto Unesa yakni “Unesa, Salam Satu Langkah di Depan”.
Fender Maharani Putri