Sastrawan Tengsoe Tjahjono Jelaskan Pentingnya Sastra Era Digital

UNESA
Koordinator Prodi Sastra Indonesia UNESA Drs. Parmin, M. Hum., (kiri) bersama Dr. Tengsoe Tjahjono, M. Pd. (kanan). (foto: dok. pribadi)

SURABAYA – Sastrawan Indonesia sekaligus dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Dr. Tengsoe Tjahjono, M. Pd., menjelaskan kondisi perkembangan sastra Indonesia yang kini semakin menarik dan menjadi isu yang perlu dikembangkan, salah satunya pentingnya sastra dan pembelajarannya di era digital.

Tengsoe Tjahjono menjelaskan dalam seminar nasional bertajuk “Isu Mutakhir Dalam Studi Pembelajaran, Bahasa, Dan Sastra” yang diselenggarakan pada Jumat, 20 Oktober 2023, bertempat di Auditorium T14, Kampus Universitas Negeri Surabaya Lidah Wetan, Fakultas Bahasa dan Seni, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Sastra Indonesia.

Perkembangan sastra Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Bahkan, dalam implementasinya, pencipta karya sastra mampu menggunakan teknologi sebagai alat atau media yang lebih interaktif dan imersif dalam berkarya sastra. Hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam materi yang dijelaskan oleh Tengsoe Tjahjono.

Baca juga:   Strategi Literasi untuk Semua Guru

“Sastra sekarang ini tentu tidak hanya berubah media ke media digital. Tetapi kekuatan digital yang memengaruhi bentuk karya sastra itu sendiri,” ujar Tengsoe Tjahjono pada seminar yang dihadiri mahasiswa angkatan 2021–2023 dan dosen prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Sastra Indonesia UNESA.

Menurutnya, perkembangan sastra tidak hanya pada media penciptaannya saja melainkan dalam ragam konteks dan format penggunaannya. Tengsoe Tjahjono menjelaskan terdapat 3 ragam sastra di era digital yang mampu dikembangkan pada pembelajaran sastra, yaitu sastra siber, sastra digital, dan sastra multimedia.

Perbedaan ketiga ragam sastra di era digital ini terletak pada aksesibilitas dan fleksibilitas sastra. Sastra siber merupakan sastra yang dipublikasi, diakses, dan direspons melalui internet. Selanjutnya, sastra digital merupakan sastra yang memadukan perangkat atau teknologi digital dalam penciptaannya. Terakhir, sastra multimedia merupakan sastra yang menggabungkan elemen-elemen atau media lain seperti teks, gambar, suara, dan video, untuk menciptakan pengalaman kreatif yang lebih kaya dan interaktif.

Baca juga:   Tingkatkan Sikap Positif, Tim PKM UNESA Bekali Siswa SMA Islam Almaarif dengan Pelatihan Strategi Belajar

Sastrawan pentigraf ini juga menekankan bahwa sastra digital tidak hanya sekadar bentuk estetika saja, melainkan harus tetap mengutamakan cipta, karya, dan rasa pada penciptaan dan pembelajaran karya sastra sehingga menarik dan sesuai dengan esensi karya sastra itu sendiri.

“Jadi, melalui karya sastra digital yang dapat berupa teater, teks puisi, lagu, hendaknya dapat diajarkan pada anak-anak kita. Kemudian mereka tertarik dengan karya sastra,” kata Tengsoe Tjahjono.

Rhesma Fahana Mahamuri
Mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini