
MALANG – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang melakukan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) mengajak anak panti asuhan memanfaatkan galon bekas menjadi tempat sampah di Yayasan Panti Asuhan At-Taufiq, Jl. Sanan No. 125, Desa Purwantoro , Kec. Blimbing , Kota Malang.
Para mahasiswa di bawah bimbingan dosen Juwitasari S.Kep., Ns., M.S. itu merupakan kelompok 31 gelombang 5 yang beranggotakan lima orang yakni Jolanda May Shinta D, Rizki Mauludiya, Yudistria Ardanu, Putri Virgita Ayu A, dan Noor Afifah.
Masalah mengenai sampah plastik masih menjadi isu yang harus diselesaikan. Galon plastik sekali pakai turut menjadi penyumbang ancaman bagi lingkungan karena dinilai meningkatkan potensi timbunan sampah. Sampah plastik yang sukar terurai sehingga membutuhkan waktu 400 tahun. Indonesia saat ini krisis sampah plastik terutama di daerah perkotaan padat penduduk.
Melihat permasalahan tersebut, kelompok PMM 31 membuat program kerja berupa pemanfaatan galon bekas menjadi tempat sampah. Harapannya membantu mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar.
“Pemakaian galon plastik sekali pakai jika dibuang saja tentu akan menumpuk sampah, namun jika didaur ulang atau dialihfungsikan akan menciptakan banyak manfaat.”
Sebelum melakukan pemanfaatan sampah, anak-anak dikenalkan dengan 3 metode pengolahan sampah melalui materi kebersihan lingkungan. Metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle merupakan salah satu cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah plastik dengan berbagai jenisnya. Penerapan sistem ini juga sangat baik untuk mengelola sampah dari berbagai jenis plastik dari yang aman hingga beracun.
Selain bentuk upaya meminimalisir sampah plastik program ini juga bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas anak-anak panti asuhan dengan mengajarkan cara melukis sesuai kreatifitas masing-masing dengan membentuk beberapa kelompok.
Pelaksanaan program dilakukan selama tiga hari. Pada hari pertama, 19 Agustus 2023, mahasiswa PMM melakukan pengecatan dasar dan pemotongan ujung galon. Hari kedua, 20 Agustus 2023, membuat pola animasi sebagai hiasan dan mengajarkan pada anak cara menghias galon. Hari ketiga, 21 Agustus 2023, proses pelukisan galon dan finishing.
Hasil dari pelaksanaan program kerja tersebut ada empat. Pertama, mengurangi sampah yang ada dilingkungan. Kedua, anak mengetahui salah satu cara mendaur ulang sampah plastik. Ketiga, anak memperoleh wawasan baru mengenai cara pemanfaatan barang bekas. Keempat, anak menemukan wadah pengembangan kreatifitas melalui media Lukis.
Diharapkan setelah adanya kegiatan ini anak lebih peduli dengan lingkungan dengan melakukan upaya yang bermanfaat untuk lingkungan seperti melakukan daur ulang sampah menjadi barang yang lebih berguna dan bermanfaat.
Rizki Mauludiya dan Jolanda May Shinta D
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)