SEMARANG – Ilmu Komunikasi Universitas Semarang mengadakan kampanye mengenai Edukasi dan Pencegahan Bullying pada Rabu, 14 Juni 2023, yang dilaksanakan di SMA Negeri 10 Semarang.
Sudah tak asing lagi kata bullying menyelimuti jejak peralihan usia anak baik dari balita, remaja hingga dewasa. Kasus-kasus bullying yang tak kunjung selesai ini menciptakan dampak yang luar biasa pada kehidupan sosial seseorang yang dapat mengakibatkan seseorang tersebut hilang semangat hidup.
Layaknya pelecehan seksual, bullying masih menjadi kasus yang korbannya tutup mulut dan tak berani speak up baik melaporkan hal tersebut ke orang terdekat maupun pihak berwenang.
Tak jarang juga pelaku tindak bullying melakukan ancaman kepada korban bullying jika melaporkan tindakannya. Dan tentunya hal ini sangat menjadi ancaman besar bagi hidup, tubuh, mental dari sang korban, hingga pada akhirnya korban memilih untuk diam, tak melaporkan, dan mengalami kecemasan berlebih.
Pada kali ini Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang menggelar kampanye mengenai Edukasi dan Pencegahan Bullying kepada siswa di SMA Negeri 10 Semarang yang memiliki tujuan diharapkannya setelah ada kampanye ini siswa lebih memiliki prinsip anti bullying dan menciptakan rasa persatuan antar teman yang lebih nyata.
“Maraknya bullying yang kian lama kian pasti, dan tak akan habis dimakan zaman, menghantarkan seseorang perlu adanya edukasi dan pencegahan bullying sejak dini, dan tujuan kampanye ini adalah mewujudkannya,” ujar Aldara sebagai Ketua Pelaksana Kampanye.
Tak hanya opini dari seorang mahasiswa, kampanye ini mengundang salah satu praktisi Universitas Semarang yang bergerak pada bidang keperempuanan, Fanny Kusuma Dewi Ketua Forum Perempuan Universitas Semarang.
“Perempuan rentan bullying, perempuan selalu mendapat perundungan, seperti sesederhana perempuan dikotak-kotakan dalam suatu hal dan hal ini merupakan tindak bullying pada perempuan. Hakikatnya perempuan adalah setara, setara dengan laki-laki, pemberian batas kewenangan perempuan untuk melakukan suatu aktivitas merupakan tindak bullying paling nyata di kehidupan sehari-hari,” kata Fanny.
Dengan diadakannya kampanye ini, mahasiswa dan siswa SMA Negeri 10 Semarang ikut belajar dengan adanya penyuluhan bullying ini. Diharapkan seluruh elemen yang hadir pada kampanye ini mendapat hikmah untuk tetap berpegang teguh anti bullying dan tidak menyakiti seseorang baik sekarang, nanti, dan seterusnya.