JAWA TIMUR – Program oleh Kemendikbud, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pada salah satu kegiatannya yaitu Magang Mandiri, memberi peluang mahasiswa untuk melakukan pembelajaran di luar kampus dan kerjasama antara perguruan tinggi di Indonesia dengan pihak industri.
Kegiatan ini tentunya dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjangkau kemampuan dan pengalaman baru melalui pembelajaran yang didapat seperti aktivitas sosial.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terdapat di Jawa Timur, salah satunya yaitu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tahun 2023, melakukan kegiatan magang Industri: Magang Mandiri bekerja sama dengan mitra bernama PTPN XII Wonosari.
Pada artikel ini akan dijelaskan salah satu kegiatan magang yang dilakukan, yaitu pemetikan pucuk teh. Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial yang dapat meringankan pekerjaan para pemetik teh dan para pekerja di bagian produksi, khususnya di penerimaan pucuk.
Kualitas pemetikan teh sangat mempengaruhi hasil analisa pucuk yang berdampak pada pendapatan akhir para pekerja pemetik teh. Kualitas pucuk teh yang baik adalah pucuk dengan hasil analisa masuk standar (analisa MS) lebih dari 65%.
PTPN XII Wonosari termasuk salah satu produsen teh hitam dengan metode CTC (Crushing, Tearing, Curling) yang berlokasi di Bodean Putuk, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur serta memiliki destinasi lain seperti Arjuna Geopark, minimarket, cafe bernama ‘Tea House’, dan banyak hal lain yang biasa dikunjungi oleh wisatawan.
Kegiatan magang mandiri di perusahaan PTPN XII Wonosari dilaksanakan oleh enam (6) mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur dengan salah satu kontribusi berupa pemetikan pucuk teh bersama para pekerja pemetik. Kegiatan ini diberi dukungan dan arahan oleh masing-masing dosen pembimbing para mahasiswa, salah satunya adalah Ir. Ulya Sarofa, MM, yang turut mendukung kegiatan ini.
Stefanus Rosano Darmawan, selaku salah satu mahasiswa UPNVJT yang melaksanakan kegiatan pemetikan pucuk teh, mengatakan bahwa kegiatan ini membuatnya antusias karena dapat andil dalam pemetikan teh dengan teknik dan kriteria pemetikan yang baik bersama para pekerja petik.
Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 28 Februari 2023, bersama mandor Bu Suliana dan Bu Yanti serta pada Rabu, 1 Maret 2023, bersama mandor Bu Pujiasih. Pelaksanaan pemetikan pucuh teh secara manual bersama para pekerja dilakukan pada pukul 06.00 hingga pukul 14.00 WIB dengan kurang lebih 20 pekerja pada tiap mandornya.
Pemetikan pucuk teh memiliki 2 metode pemetikan, yaitu pemetikan pucuk secara manual dan pemetikan pucuk dengan mesin. Tiap metode pemetikan memiliki mandor masing-masing dengan jumlah mandor mesin adalah 3 mandor dan mandor manual adalah 3 mandor. Pemetikan pucuk yang dilakukan oleh para mahasiswa adalah pemetikan pucuk teh secara manual.
Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur melakukan pemetikan pucuk dengan beberapa tahap dan arahan yang sebelumnya diajarkan oleh masing-masing mandor petik. Pembelajaran yang diberikan tentunya dapat diserap oleh para mahasiswa dan diterapkan pada lapangan.
Sebelum melakukan pemetikan, para mandor terlebih dahulu berkumpul di area kantor afdeling untuk mendapatkan informasi areal kebun mana yang akan dipetik. Informasi ini berdasarkan urutan proses yang telah dilalui areal kebun tersebut, misalnya areal tersebut telah dilakukan pengendalian penyakit, maka areal tersebut dapat dipetik sekitar 3 hari setelahnya.
Para mahasiswa melakukan pemetikan pucuk teh secara manual di kebun no. 103 dengan mandor Bu Yanti, kebun no. 105 dengan mandor Bu Suliana, dan di kebun blok IV-U/11 dengan mandor Bu Pujiasih. Letak areal kebun cukup jauh dari kantor afdeling sehingga harus menempuh sekitar 15-20 menit dengan berjalan kaki.
Sebelum dilakukan pemetikan, terlebih dahulu para mahasiswa bersama para pekerja berkumpul pada barak (seperti bangunan kayu untuk titik kumpul para pekerja) untuk mengenakan APD dan pembagian kantong (rajut). Rajut digunakan sebagai tempat untuk memasukkan pucuk yang telah dipetik secara manual yang berkapasitas 15-17 kg/rajut. APD yang dikenakan adalah seperti sepatu boots, topi caping, dan celemek. APD ini berguna untuk melindungi tubuh dari teriknya panas matahari dan ranting tanaman teh yang tajam.
Selanjutnya, para pekerja dan mahasiswa mulai berpencar untuk memetik pada areal petik yang telah ditentukan, dengan target pemetikan teh sekitar 0,08 hektar. Para pekerja biasanya ditarget untuk mendapatkan petikan pucuk teh sebanyak 28 ton/bulan per mandor. Target pemetikan pada musim penghujan biasa mencapai 1 hektar karena kondisi pucuk teh tumbuh semakin banyak.
Para mahasiswa tidak hanya melakukan pemetikan teh secara manual dengan teknik dan kriteria pemetikan yang benar, tetapi juga membersihkan areal bidang petik dengan membuang daun kering, rumput, tangkai, dan gulma yang tampak mata. Gulma adalah tanaman pengganggu yang biasa tumbuh pada areal petik yang dapat dibersihkan secara manual dengan tangan.
Pucuk teh yang telah dipetik secara manual dimasukkan ke dalam rajut hingga penuh dan dapat menggantinya dengan rajut yang masih kosong. Rajut yang telah penuh dipindah dan diangkut ke tepi jalan agar tidak menghalangi areal petik serta sebagai penanda bagi truk yang akan datang.
Para mahasiswa juga mencabuti cakar ayam pada bidang petik yang ditinggalkan agar pucuk teh dapat tumbuh lebih besar, seragam, dan lebih cepat. Cakar ayam adalah tangkai yang tumbuh bercabang pada bidang petik.
Teknik pemetikan pucuk teh secara manual yang benar adalah dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk satu persatu sesuai dengan jenis petikan yang dikehendaki serta berada di atas bidang petik. Kriteria pemetikan atau jenis pemetikan yang dikehendaki yaitu pucuk muda yang Masuk Standar (MS) diantaranya bernama pucuk peko 1, pucuk peko 2, pucuk peko 3, burung 1 muda, burung 2 muda, burung 3 muda, dan lembaran muda.
Jumlah pemetikan pucuk dengan kriteria yang kurang baik dapat mempengaruhi hasil analisa pucuk dan mutu teh. Kriteria pucuk teh yang kurang baik dan kurang layak dipetik adalah golongan pucuk tua seperti burung tua dan lembaran tua. Kriteria kurang baik ini masuk ke dalam golongan Tidak Masuk Standar (TMS) pada proses penerimaan pucuk dan dapat mengurangi kualitas teh.
Pemetikan dimulai dari areal petik yang jauh dari brak dan berakhir pada areal petik yang dekat dengan brak. Hal ini bertujuan agar ketika truk pengangkut sudah datang di brak, para pekerja dan mahasiswa dapat segera kembali dan melakukan penimbangan rajut. Rajut yang telah ditimbang kemudian diangkut oleh truk dan dibawa ke pabrik pada proses penerimaan pucuk.
Penimbangan dan pengangkutan rajut pucuk teh dilakukan secara bersamaan yaitu sebanyak 2 kali, yakni pada pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB. Penimbangan dan pengangkutan rajut pucuk teh memiliki jadwal yang sama setiap harinya kecuali pada hari Jumat karena adanya Salat Jumat.
Kegiatan pemetikan pucuk teh para mahasiswa dengan pekerja ini memiliki berbagai manfaat yaitu diantaranya bagi para pekerja dapat menaikkan pendapatan hasil dari analisa MS, manfaat bagi mahasiswa yaitu mendapatkan ilmu dan pengalaman baru, serta manfaat bagi produksi yaitu dapat meningkatkan kualitas mutu teh.
Stefanus Rosano Darmawan
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jawa Timur