YOGYAKARTA – Kinerja operasional merupakan sebuah kinerja tentang mutu aktifitas yang berhubungan dengan aliran dan perpindahan barang, dari bahan mentah dipasok sampai barang jadi ditangan konsumen akhir. Kinerja operasional berbeda dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan memiliki cakupan yang lebih luas dan sering kali diukur dengan ukuran kinerja profitabilitas yaitu tingkat keuntungan bersih marginal dan tingkat pengembalian aset.
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Perusahaan semestinya mengenali perubahan lingkungan usahanya. Perubahan lingkungan terjadi pada perubahan permintaan, perubahan tarif, dan perubahan selera pasar. Penyebab ketidakpastian lingkungan juga dapat disebabkan karena kompetisi, perubahan teknologi, dan isu sosial ekonomi.
Penelitian kinerja operasional UKM pernah dilakukan oleh Ignatius Soni Kurniawan dan Risal Rinofah di Kerajinan Gerabah Kasongan yang dimuat pada Jurnal Sosiohumaniora 2(2) 2016. Penelitian ini menemukan tidak adanya pengaruh mediasi dari strategi operasi dalam pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja operasional. Hal ini menjadi masukan bagi pemilik UKM untuk mendesain ulang strategi operasi yang dijalankan. Rancangan ulang strategi operasi diharapkan menyesuaikan diri pada perubahan lingkungan bisnis misalnya melalui analisis SWOT.
Tidak adanya pengaruh lingkungan bisnis pada strategi operasi dapat disebabkan karena strategi operasi yang diterapkan pada UKM belum mengadaptasi perubahan lingkungan. Namun pengujian pengaruh lingkungan bisnis terhadap dimensi strategi operasi (fleksibilitas, kualitas, pengiriman, dan biaya rendah) dapat dilakukan untuk memvalidasi temuan ini dengan memecah variabel ke dalam dimensi bagi peneliti berikutnya. Tidak seperti manufaktur, UKM diduga tidak merumuskan strategi operasinya dengan layak, meskipun perhatian UKM terhadap perubahan lingkungan tetap ada.

Tidak adanya pengaruh strategi operasi pada kinerja operasional dapat disebabkan sebagai dampak dari tidak adanya adaptasi lingkungan bisnis terhadap strategi operasi yang diterapkan pada UKM. Artinya strategi operasi yang diterapkan oleh UKM tidak mampu dalam meningkatkan kinerja operasi.
Temuan yang menarik adalah adanya kinerja operasional yang meningkat pada saat dinamisme lingkungan juga meningkat. Tidak seperti pada umumnya perusahaan yang kinerjanya memburuk karena peningkatan dinamisme lingkungan, Nampak bahwa UKM cenderung bersahabat dengan ketidakpastian lingkungan. UKM mampu meningkatkan kinerja pada saat terdapat perubahan biaya bisnis, tekanan daya tawar tenaga kerja, peningkatan persaingan, dan perubahan selera konsumen. Hal ini juga menjadi alasan mengapa UKM mampu bertahan pada saat terjadi krisis moneter di tahun 1998 dibanding perusahaan besar. UKM memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi untuk bertahan hidup dibanding perusahaan besar.
Strategi operasi pada UKM Kerajinan Gerabah Kasongan Bantul belum mampu menjadi mediator dari lingkungan bisnis terhadap kinerja. Dibanding perusahaan besar, UKM memang tidak secara jelas merumuskan strategi korporat ataupun strategi fungsionalnya dan melaksanakannya secara tetap dari waktu ke waktu. Aktivitas organisasi cenderung fleksibel dengan tidak mengakomodasi strategi operasi tertentu secara konsisten. Agar dapat mendeteksi ada tidaknya mediasi dari bentuk-bentuk strategi operasi, pengujian strategi operasi dalam bentuk dimensi biaya rendah, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman masih perlu dilakukan.
C Shaleh, R C Arnoldus, W Amanah, H C Utomo, A N Chudoifah, M Permatasari, C R P Utami, Saifullah, dan I S Kurniawan
Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta