Strategi Peningkatan Zona Integritas dalam Mewujudkan Akuntabilitas Pelayanan Akademik di Lingkungan FIP UNNES
Disusun oleh :
Umar Aziz Al-Bana 1201419086 2019
Lutfiana Halimatus Azizah 1201419058 2019
Salsabila Fatihaturahmah 1201419061 2019
Pendahuluan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani di lingkungan instansi pemerintahan, pengertian Zona Integritas merupakan sebuah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang didalamnya terdapat pimpinan instansi dan jajarannya yang memiliki semangat serta komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan adanya tindak korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik (Julia Hapsari, Dkk, 2019:26).
Akuntabilitas merupakan salah satu bagian dari prinsip mewujudkan pembangunan Zona Integritas, secara umum akuntabilitas bisa dikatakan sebagai kewajiban untuk memberikan tanggungjawab secara penuh terhadap kinerja dan tindakan dari badan hukum, instansi pemerintah, atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang berwenang menerima keterangan dan pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas sangat erat kaitannya dengan pelayanan akademik, di mana dalam pelayanan akademik sangat diperlukan adanya akuntabilitas guna meningkatkan dan mempertahankan etos kerja staff.
Menurut Anastasia D dan Ciptono (2001:403) mengatakan bahwa pelayanan akademik berarti layanan kependidikan yang yang berkaitan langsung dengan pelanggan primer, yaitu mahasiswa dari perguruan tinggi, yang meliputi kurikulum, silabus, rancangan mutu perkuliahan, satuan materi kajian, penyajian materi, evaluasi, praktikum, hingga bimbingan.
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, ditemukan permasalahan terkait penurunan zona integritas pada layanan akademik. Survei ini memuat tentang indikator-indikator kinerja dari staff administrasi, baik dari segi pelayanan, sarana prasarana, manajemen SDM dan organisasi, hingga pengelolahan website dan informasi.
Dari hasil survei dan permasalahan diatas, penulis berencana memberikan pembahasan lebih detail dengan memberikan “Strategi Peningkatan Zona Integritas Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Pelayanan Akademik di Lingkungan FIP UNNES”.
Pembahasan
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi merupakan suatu keniscayaan yang harus dijalankan dan diterapkan oleh penyelenggara pendidikan, terkhusus pada pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dalam hal ini, kualitas pelayanan akademik yang dihasilkan selama ini di rasa kurang memberikan kepuasan kepada mabasiswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan, sebagian mahasiswa merasa bahwa pelayanan akademik secara keseluruhan cukup stabil, namun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, survei ini selaras dengan fungsi utama mahasiswa sebagai stakeholder prioritas perguruan tinggi sudah semestinya dapat memperoleh apa yang diinginkan. Agar mahasiswa memperoleh apa yang diharapkan, pihak perguruan tinggi harus dapat mensinergikan antara harapan mahasiswa dengan visi, misi dan tujuan organisasi. Sinergisitas harapan mahasiswa dan kepentingan perguruan tinggi akan tercapai apabila layanan akademik yang dilakukan mengedepankan aspek kualitas, fasilitas yang memadai, dan manajemen yang profesional.
Menurut Amin S, (2017), pelayanan akademik memiliki indikator yang harus dipenuhi sebagai bagian dari strategi peningkatan zona integritas dalam mewujudkan akuntabilitas pelayanan akademik lingkungan FIP Universitas Negeri Semarang sebagai berikut:
1. Bukti Langsung (Tangibles)
Dalam indikator ini pelayanan akademik diwajibkan untuk memenuhi beberapa hal, seperti fasilitas fisik yang baik, perlengkapan, pegawai dosen/karyawan dan sarana komunikasi.
a. Fasilitas Fisik
Salah satu indikator layanan akademik yang baik dan memenuhi kriteria adalah memiliki fasilitas fisik yang baik, berupa ruangan pelayanan akademik yang nyaman, bersih, dan rapih. Hal ini dapat mempengaruh kualitas kinerja karyawan, dengan adanya ruangan pelayanan akademik yang baik, karyawan akan merasa nyaman dan lebih tertata dalam melayani pelanggan primer (mahasiswa).
b. Perlengkapan
Penyediaan perlengkapan dapat menunjang dan mempermudah kinerja pegawai administrasi, perlengkapan yang dimaksud bisa berupa kebutuhan sarana primer, seperti alat tulis kantor (ATK), komputer, meja, kursi karyawan, hingga kebutuhan sarana sekunder seperti WiFi, pendingin ruangan, dan papan informasi.
c. Pegawai Dosen/Karyawan
Dosen/Pegawai akademik dan administrasi menjadi elemen utama indikator dari bukti langsung (tangibles). Dosen, pegawai, atau staff yang memiliki kompetensi dibidang administrasi akademik akan lebih menujang mahasiswa dalam proses pelayanan akademik, berbeda ketika staff tidak memiliki skill atau kompetensi pada bidang ini, akan sulit nantinya untuk membantu proses pelayanan akademik.
d. Sarana Komunikasi
Website atau halaman daring kampus memiliki peran penting dalam keberhasilan pelayanan akademik, dengan memaksimalkan halaman dari kampus untuk sarana komunikasi dan informasi, kedepannya akan lebih memudahkan mahasiswa sebagai pelanggan primer untuk berkomunikasi dengan staff administrasi, sehingga akan sangat mudah untuk mencapai pelayanan akademik yang berintegritas.
2. Kehandalan (Reliability)
Indikator ini mengatakan bahwa sebagai seorang staff administrasi pada pelayanan akademik, wajib memiliki kemampuan dalam pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. Kehandalan akan menjadi indikator pelengkap untuk menyukseskan zona integritas kampus.
3. Daya Tanggap (Responsive)
Pada survei yang dilakukan oleh penulis, alasan utama dari ketidakpuasaan pelanggan primer (mahasiswa) terhadap pelayanan akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang adalah lambatnya staff dalam memberikan tanggapan atas keluhan yang dialami mahasiswa terkait dengan pelayanan surat-menyurat. Daya tanggap seharusnya bisa menjadi sikap dasar yang ditanamkan pada setiap diri staff administrasi, jika hal ini sudah menjadi kebiasaan, akan sangat untuk mendapatkan timbal balik yang baik dari mahasiswa.
4. Jaminan (Assurance)
Memberikan jaminan pelayanan yang baik kepada mahasiswa merupakan bagian dari bentuk kualitas pelayanan akademik. Pada indikator ini, banyak skill yang perlu ditanamkan, seperti kemampuan untuk berperilaku santun, dan bertanggungjawab.
a. Kesantunan
Pegawai dapat melayani pelanggan primer (mahasiswa) dengan sikap santun, sikap santun juga bagian dari 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) yang wajib diterapkan saat bertugas dalam pelayanan akademik. Kesantunan sendiri bisa diukur dari bagaimana pegawai menjalin interaksi dengan mahasiswa, dan timbal balik baik yang dihasilkan.
b. Bertanggungjawab
Staff atau pegawai pelayanan akademik sebaiknya memegang teguh rasa kepercayaan mahasiswa, yang membuat mahasiswa nyaman dan tidak timbul rasa keraguan jika ingin melakukan proses pelayanan akademik di lingkungn Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
5. Empati (Emphaty)
Menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan mahasiswa merupakan bagian dari sikap empati pegawai, sikap empati ini bisa diimplementasikan dengan cara bagaimana pegawai memahami kebutuhan pelanggan primer (mahasiswa), dan secara penuh bertanggungjawab atas tugas yang diberikan. Selain itu, menjalin komunikasi secara berkelanjutan dapat memberikan rasa nyaman, percaya dan kesan yang baik dari mahasiswa kepada pelayanan akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Berdasarkan hasil survei yang telah penulis lakukan terhadap mahasiswa FIP UNNES yang dilakukan melalui survei, penulis memperoleh beberapa informasi mengenai kualitas layanan akademik di lingkungan FIP UNNES. Sasaran dari survei yang penulis lakukan ini adalah seluruh mahasiswa FIP dari angkatan 2016-2021 yang pernah menggunakan layanan akademik di lingkungan FIP. Dari keseluruhan jawaban (35 responden) yang telah di peroleh, beberapa mahasiswa secara tidak langsung menyatakan puas dan merasa bahwa pelayanan akademik di lingkungan FIP sudah cukup baik. Namun, beberapa mahasiswa juga menyatakan bahwa pelayanan akademik yang ada di lingkungan FIP kurang memuaskan dan memerlukan peningkatan.
Survei penulis lakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan yang menyangkut beberapa aspek tentang kualitas pelayanan publik, seperti sikap pegawai, kecepatan dan ketepatan pelayanan, kualitas SDM staff, serta kedisiplinan dari staff akademik di lingkungan FIP.
1. Kegiatan Administrasi Yang Teratur
Berdasarkan survey yang telah dilakukan terhadap kondisi keteraturan dan kerapihan administrasi di lingkungan FIP UNNES diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan “setuju”. Namun di sisi lain sebanyak 14 responden menyatakan “netral”, dengan artian beberapa mahasiswa belum menyatakan bahwa kualitas administrasi akademik di lingkungan FIP UNNES sudah rapih dan teratur. Tentunya hal ini dapat dijadikan evaluasi bagi para staff birokrasi di lingkungan FIP UNNES untuk meningkatkan kualitas keapihan dan keteraturan layanan akademiknya.
2. Pelayanan Staff Akademik Memberikan Kepuasan Sesuai Kebutuhan Mahasiswa
Pada poin kualitas pelayanan staff akademik terkait kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik di lingkungan FIP UNNES sebagian besar responden menyatakan “netral”. Berdasarkan tanggapan tersebut maka dapat diketahui bahwa mahasiswa FIP belum sepenuhnya merasa puas terhadap kualitas pelayanan akademik di lingkungan FIP. Kepuasan mahasiswa terkait pelayanan akademik ini sendiri mencakup beberapa aspek seperti kesesuaian pemberian layanan terhadap kebutuhan mahasiswa, ketepatan waktu pemberian pelayanan, serta aspek lain yang terkait.
3. Staff administrasi cepat dan tanggap terhadap pelayanan surat-menyurat mahasiswa
Terkait dengan kecepatan pelayanan terkait surat-menyurat, sebagian besar mahasiswa menyatakan “netral”. Sedangkan di sisi lain sebanyak 12 responden menyatakan “tidak setuju” terhadap kecepatan pelayanan akademik terutama pembuatan surat-menyurat di lingkungan FIP UNNES. Pemberian layanan surat menyurat di lingkungan FIP UNNES hingga saat ini, masih cenderung lambat dan kurang sesuai dengan kebutuhan mahasiswnya. Respon atau tanggapan dari pihak akademik pun terkadang sangat lama, yang berdampak pada keterlambatan pelayanan kepada mahasiswa, dan berdampak pada molornya pelayanan akademik terhadap dateline yang ada. Terlebih lagi pada saat pelaksanaan kegiatan online yang sempat berlangsung selama 2 tahun terakhir ini, para mahasiswa cenderung merasa pelayanan akademik cukup lambat. Selain itu pihak admin dari biro akademik pun kurang tanggap dalam merespon kebutuhan mahasiswanya.
4. Permasalahan atau Keluhan mahasiswa di Dengar dan Ditangani Oleh Staff Administrasi
Berdasarkan hasil survei yang penulis peroleh, sebagian besar mahasiswa menyatakan netral dan tidak setuju terhadap pernyataan “Permasalahan atau keluhan mahasiswa didengar dan ditangani oleh staff administrasi”. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya kemampuan pihak administrasi kampus dalam menerima keluhan, aspirasi, serta penyelesain masalah di lingkungan FIP masih jauh dari kata baik. Apabila terdapat kendala dan keluhan dari mahasiswa terkait pelayanan yang diberikan, pihak staff akademik cenderung tutup telinga dan kurang mau dalam mendengarkan dan menangani permasalahan ataupun keluhan dari mahasiswa. Keluhan-keluhan yang ada seakan diabaikan dan tidak dijadikan bahan evaluasi bagi para staff akademik yang berdampak pada kurangnya kualitas pelayanan akademik yang ada di lingkungan FIP UNNES.
5. Prosedural Pelayanan di Bagian Administrasi Cenderung Berbelit-belit
Prosedur pelayanan akademik di lngkungan FIP UNNES masih cenderung terbelit-belit dan sulit untuk dipahami. Hal tersebut diperkuat dengan survei yang telah kami lakukan, dimana sebagian besar responden menyatakan setuju dan netral terhadap prosedural pelayanan administrasi yang terbelit-belit. Hal tersebut juga diperkuat dengan pengalaman yang dialami oleh penulis dalam hal pengajuan berbagai kebutuhan administrasi baik untuk perorangan maupun kebutuhan organisasi yang cenderung dipersulit. Terkait pengurusan proposal dan pengajuan dana kegiatan, kerap kali kami mahasiswa dilempar dari satu pihak ke pihak lain, tanpa adanya koordinasi yang jelas dari pihak birokrasi. Selain itu prosedur pengajuan surat-menyurat pun kurang dapat dipahami dan cenderung berbelit-belit.
6. Prosedural Penyampaian Informasi Jelas dan Mudah di Mengerti
Berdasarkan hasil survei diatas, grafik menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa menyatakan penyampaian informasi pada pelayanan akademik FIP UNNES cenderung jelas dan mudah dimengerti. Namun ada beberapa yang mengatakan sulit mendapatkan informasi terkait akademik dengan jelas, dan sulit dimengerti. Seringkali mahasiswa mendapatkan informasi akademik melalui instagram organisasi kampus, atau pengumuman dari Whatsapp.
7. Staff Administrasi Santun dalam Memberikan Pelayanan
Terkait kesantunan dan keramahan staff administrasi sebagian responden menyatakan “netral”. Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dalam hal kesantunan dan keramahan saff akademik di lingkungan FIP sudah cukup baik. Namun lain halnya dalam pelayanan akademik yang dilaksanakan melalui online. Sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwasannya pada pelayanan akademik via online, staff akademik cenderung lama dalam merespon kebutuhan mahasiswanya, dan terkadang respon yang diberikan pun kurang memuaskan.
8. Staff Bersifat Terbuka, Kooperatif dengan Mahasiswa Terhadap Layanan Akademik
Dari data survei diatas, responden (mahasiswa) mengatakan bahwa staff/pegawai pelayanan akademik FIP UNNES cukup tidak terbuka, dan kooperatif terhadap pelayanan akademik. Hal yang dimaksud adalah staff/pegawai tidak bersifat terbuka dalam hal penginformasian beasiswa baik dari internal, maupun eksternal kampus.
9. Staff Memiliki Kemampuan, Pengetahuan, dan Kecakapan yang Tinggi dalam Menjalankan Tugasnya
Berdasarkan survei, pada indikator ini, banyak responden yang cukup setuju bahwa staff/pegawai pelayanan akademik FIP UNNES memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kecakapan yang tinggi dalam menjalankan tugasnya, sehingga dengan adanya sikap baik ini, banyak membantu mahasiswa dan memberikan rasa percaya, tanpa keraguan, ketika mengandalkan pegawai/staff dalam hal pelayanan akademik.
10. Staff Menunjukkan Disiplin Kerja yang Tinggi
Sikap displin merupakan sikap dasar dalam menjalani hidup, disiplin dalam hal pelayanan adalah ketika pegawai/staff bisa tepat waktu untuk datang ke tempat kerja, melayani secara maksimal sesuai jam kerja yang sudah ditetapkan, dan menutup layanan sesuai jam kerja.
Pada hasil survei diatas, hampir seluruh responden “setuju” untuk mengatakan bahwa staff/pegawai FIP UNNES sudah menerapkan sikap displin pada lingkungan, dengan cukup tepat datang ke tempat kerja, dan tepat pada pelayanan akademik.
11. Staff Selalu Ada Sesuai Jadwal
Keberadaan Staff pelayanan akademik di kantor merupakan hal yang perlu di pantau secara berkala, sebab jika terdapat mahasiswa yang membutuhkan surat atau keperluan akademik secara mendadak tetap dapat dilayani dengan baik. Staff pelayanan akademik yang hadir sesuai jadwal juga cukup berpengaruh dalam hasil yang di peroleh mahasiswa dalam pelayanan akademik.
Pada hasil survei diatas, grafik menunjukkan bahwa staff/pegawai pelayanan akademik FIP UNNES cukup sering hadir sesuai jadwal yang ditetapkan.
Kesimpulan
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, ditemukan permasalahan terkait penurunan zona integritas pada layanan akademik. Survei ini memuat tentang indikator-indikator kinerja dari staff administrasi, baik dari segi pelayanan, sarana prasarana, manajemen SDM dan organisasi, hingga pengelolahan website dan informasi. Permasalahan yang disoroti antara lain tentang kepuasaan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan akademik yang ditawarkan oleh FIP UNNES. Hasil dari survei diatas menunjukkan banyak mahasiswa yang merasa kurang puas terhadap pelayanan akademik FIP UNNES, ketidakpuasaan tersebut antara lain karena kurang tanggapnya staff/pegawai dalam memberikan pelayanan terutama pada proses surat-menyurat, sehingga mahasiswa merasa waktu yang dihabiskan terbuang sia-sia. Strategi yang diberikan adalah dengan menerapkan 5 indikator penting, antara lain bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsive), jaminan (assurance), dan empati (empathy).
Daftar Pustaka
Hapsari, J., Purnaweni, H., & Priyadi, B. P. (2019). IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIHDAN MELAYANI DI BBWS PEMALI JUANA SEMARANG. Dialogue: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 1(1), 25-42.
Darwanis, D., & Chairunnisa, S. (2013). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, 6(2), 150-174.
Marthalina, M. (2018). ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKADEMIK DAN KEPUASAN MAHASISWA DI IPDN KAMPUS JAKARTA. Jurnal MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia), 1-18.
Amin, S. (2017). Strategi peningkatan kualitas pelayanan akademik pada perguruan tinggi. Madaniyah, 7(2), 222-236.