LAMPUNG TENGAH – Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang masih mendapatkan perhatian hingga saat ini. Keadaan balita yang mengalami stunting atau tumbuh lambat dibanding usianya menjadi permasalahan khusus yang perlu ditangani.
Prevalensi stunting di Indonesia, khususnya Provinsi Lampung perlu ditekan jumlahnya. Hal ini dikarenakan dampak stunting yang besar bagi anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang diantaranya anak akan lebih mudah terserang penyakit, penurunan kemampuan pada otak, risiko obesitas, dan lain-lain.
Oleh karena itu, diperlukan adanya pencegahan stunting oleh semua aspek yang mencapuk intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Hal ini yang melatarbelakangi dosen Program Studi Teknologi Pangan ITERA untuk melakukan sosialisasi mengenai pencegahan stunting di Desa Ono Harjo, Lampung Tengah.
Penyebab stunting pada balita diantaranya adalah kurangnya asupan gizi serta pola hidup bersih yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Sehingga kedua hal ini sangat penting untuk disampaikan kepada para masyarakat khususnya kader Posyandu dan KWT (Kelompok Wanita Tani) sebagai penggerak ibu-ibu di desa.
Acara sosialisasi yang berlangsung terdiri dari dua sesi, dimana sesi pertama disampaikan oleh Amalia Wahyuningtyas, S.Si, M.Sc yang menyampaikan betapa pentingnya pengelolaan sanitasi serta pola hidup bersih untuk mencegah stunting.
“Pola hidup bersih dan sehat menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam aspek kehidupan balita, baik didalam keluarga maupun di lingkungan. Seperti misalnya pemberian ASI eksklusif, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, tidak merokok di ruangan, dan lain-lain. Pola hidup seperti inilah yang membuat balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik”.
Sesi selanjutnya disampaikan oleh Masayu Nur Ulfa, S.Gz, M.Si mengenai tips pengolahan pangan agar dapat mempertahankan kandungan gizinya serta jenis-jenis pangan yang dapat dikonsumsi balita guna mencegah stunting.
“Pangan bergizi tidak perlu mahal dan tidak sulit untuk didapatkan. Masyarakat dapat memanfaaatkan sumber pangan lokal yang banyak tersedia di Desa Ono Harjo seperti singkong dan jagung. Bahan pangan tersebut merupakan pangan yang kaya akan karbohidrat, selain itu masyarakat juga harus mengonsumsi pangan lain seperti pangan tinggi protein, mineral, dan vitamin untuk mencegah stunting. Misalnya mengonsumsi tahu dan tempe yang tinggi protein, serta sayuran. Akan tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan untuk mengolah bahan pangan tersebut agar tetap dapat mempertahankan kandungan gizinya, misalnya mencuci sayuran sebaiknya dilakukan sebelum pemotongan agar menghindari kehilangan vitamin larut air, dan lain-lain”.
Selain sosialisasi, dosen juga mengadakan lomba olahan pangan dari singkong atau jagung bagi ibu-ibu. Dosen ingin menanamkan mindset bahwa pangan yang bergizi bisa didapatkan dengan cara yang mudah dan juga murah.
Kegiatan ini disambut dengan baik oleh Kepala Kampung Ono Harjo, Musa. “Kegiatan ini sangat positif dan dapat membantu ibu-ibu untuk turut serta mencegah stunting di Lampung Tengah,” ucapnya.