SEMARANG – Desa Sepakung merupakan desa yang terletak di bentang alam yang sempurna untuk dijadikan destinasi wisata. Dikenal sebagai desa wisata, Desa Sepakung memiliki banyak destinasi wisata yang menjadi andalan, salah satunya adalah Gumuk Reco.
Gumuk Reco merupakan wisata alam yang pernah menjadi destinasi favorit ketika berkunjung ke Sepakung, namun hal tersebut kemudian berubah ketika terjadi pandemi Covid-19. Tempat ini terpaksa harus ditutup dalam waktu yang lama sehingga tidak terurus alias mangkrak.
Hal tersebut tentunya membuat minat pengunjung untuk datang menurun karena kondisi tempat wisata yang tidak seindah dulu lagi.
Kormades UNNES Giat Angkatan 1 Desa Sepakung, Aria Erwan Ortega, mengatakan bahwa Desa Sepakung memiliki segudang potensi, hal tersebut dilihat oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang sedang melaksanakan program UNNES GIAT di Desa Sepakung.
Sebagai mahasiswa yang berperan sebagai agent of change, mereka berupaya untuk membangkitkan kembali tempat wisata ini. Kelompok mahasiswa yang terdiri dari 11 orang tersebut mulai berbenah menyusun strategi dan terobosan agar wisata Gumuk Reco ini kembali hidup.
“Sebelum kembali dibuka, mahasiswa KKN UNNES GIAT melaksanakan kerja bakti membersihkan tempat wisata ini. Tempatnya memang jarang diurus, banyak sampah berserakan dan rumputnya juga sudah tinggi-tinggi. Tempat wisata ini akhirnya dibuka untuk pertama kalinya setelah sekian lama ditutup. Atas permintaan Kepala Desa, mahasiswa KKN UNNES GIAT diminta untuk membantu pelayanan di tempat wisata ini. Ketika dibuka kembali, belum punya karyawan jadi kami diminta untuk jaga loket dan juga mengoperasikan wahana,” ujar Aria Erwan Ortega, belum lama ini.
Respons dari pengunjung berbeda-beda, namun kebanyakan dari mereka mengeluhkan kondisi tempat wisata yang tidak sebagus dulu. Untuk meningkatkan daya tarik wisata, mahasiswa KKN UNNES GIAT berupaya mengoptimalkan wisata Gumuk Reco, salah satunya dengan melaksanakan kerja bakti secara rutin.
Upaya lain yang dilakukan adalah pembuatan papan harga tiket wahana. Selain untuk menambah daya tarik, pembuatan papan harga tiket wahana tersebut juga bertujuan untuk memberikan informasi mengenai budget yang harus dikeluarkan ketika ingin menaiki wahana.
Selain papan harga tiket wahana, mahasiswa KKN UNNES GIAT juga membuat papan yang bertuliskan himbauan ataupun kata-kata kutipan.
Mengusung tagline “Bersama UNNES membangun Indonesia dari Desa” mahasiswa Universitas Negeri Semarang melalui program MBKM GIAT yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, LPPM Universitas Negeri Semarang berupaya membangun Desa melalui sektor pariwisata.
Harapannya pengoptimalan wisata Gumuk Reco ini dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung sehingga dapat membantu perekonomian desa.
Nikhayatul Fitria
Anggota UNNES GIAT Angkatan 1 Desa Sepakung