Mahasiswa UNNES Ajak Warga Manfaatkan Jipang-Salak Melimpah Jadi Manisan dan Dodol

UNNES
. (foto: dok. pribadi)

SEMARANG – UNNES GIAT merupakan salah satu program terbaru Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang mulai dilaksanakan pada semester genap 2021/2022. Program ini mengacu pada bentuk kegiatan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan KKN UNNES. Sehingga bentuk implementasi dari program ini adalah memberikan akses kepada mahasiswa untuk bisa hidup di tengah-tengah masyarakat dan menyalurkan pengetahuannya agar dapat membantu permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Salah satu kelompok mahasiswa UNNES GIAT bersama Bapak Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd ditempatkan di Desa Kebonagung, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berkesempatan mengabdi di tengah-tengah masyarakat selama empat bulan. Mereka mengusung tema “Pencegahan dan Penanganan Stunting” sebagai fokus utama yang harus dikerjakan selama empat bulan berada di desa.

Edukasi dan sosialisasi problematika stunting gencar-gencarnya dilakukan oleh mahasiswa UNNES GIAT, baik melalui perangkat desa, PKK, karang taruna, posyandu, dan puskesmas. Program penanganan stunting perlu dilakukan di Desa Kebonagung karena kasus stunting yang terjadi pada balita mengakibatkan mereka memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.

Stunting diakibatkan oleh kekurangan gizi dan kebutuhan nutrisi harian yang dialami oleh balita. Kasus stunting yang lebih buruk terjadi ketika ibu dalam masa kehamilan tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Hal ini berpotensi mempengaruhi pertumbuhan anaknya ketika memasuki masa remaja hingga dewasa. Sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganannya. Ada berbagai cara untuk menanggulangi stunting, tidak hanya dengan meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan gizi, namun juga dapat melalui upaya pemanfaatan hasil tani menjadi makanan yang mudah dikonsumsi anak.

Baca juga:   Implementasi Program Pengentasan Rumah Tidak Layak Huni Kerjasama UNNES GIAT-POKMAS-DISPERAKIM Jateng

Hasil perkebunan di Desa Kebonagung yang melimpah, membuat mahasiswa UNNES GIAT tertantang untuk mengolahnya menjadi olahan yang dapat dijual kembali dengan harga tinggi dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Beberapa hasil perkebunan, seperti salak dan jipang (labu siam) dapat dijumpai hampir di semua perkebunan yang ada di desa. kemudian durasi panen keduanya relatif lebih singkat daripada buah atau sayuran lainnya. Sehingga kedua komoditi tersebut dapat dijumpai sehari-hari.

Melimpahnya hasil jipang dan salak, mahasiswa UNNES GIAT berinisiatif memanfaatkan kedua komoditi tersebut menjadi manisan jipang dan dodol salak. Pembuatan olahan dari kedua komoditi tersebut juga disesuaikan dengan program pencegahan dan penanganan stunting di Desa Kebonagung. Kandungan baik dalam salak seperti kalsium, tanin, saponin, flavonoid dan betakaroten mampu memenuhi nutrisi bagi anak-anak dan remaja. Tidak kalah dengan salak, kandungan nutrisi dalam jipang seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral, dan folat dapat membantu ibu hamil memenuhi kebutuhan nutrisi dan mineral ibu selama masa kehamilan.

Baca juga:   Bisnis Ikan Cupang di Tengah Pandemi Hasilkan Keuntungan Fantastis

Sosialisasi mengenai pembuatan manisan jipang dan dodol salak, serta kandungan nutrisi di dalamnya, kelompok UNNES GIAT bersama pemerintahan desa menggelar edukasi dan demo masak di Gedung Serbaguna Desa Kebonagung. Kegiatan ini diadakan pada Jumat, 01 April 2022 pukul 14.00 WIB dengan menargetkan ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai garda terdepan dalam memberikan makanan bergizi kepada suami dan anak-anaknya. Apabila seorang ibu menerapkan pola hidup sehat dan dapat menyiapkan makanan dengan gizi seimbang, tentu generasi-generasi berikutnya tidak akan terkena stunting dan masalah gizi buruk.

Demonstrasi masak manisan jipang dan dodol salak yang diperagakan oleh kelompok mahasiswa disambut antusias oleh ibu-ibu PKK dan KWT. Mereka bahkan meminta mahasiswa yang memasak olahan tersebut dengan pelan-pelan dan memohon agar menerangkan proses pembuatan dengan lantang agar ibu-ibu dapat memahaminya. Tidak lupa, para PKK dan KWT diberi resep manisan jipang dan dodol salak supaya mereka dapat membuat olahan tersebut di rumah.

Mahasiswa UNNES GIAT berharap agar masyarakat mampu mengolah hasil pertanian dan perkebunan mereka sendiri dengan optimal, serta mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dan mineral bagi anak-anak mereka melalui hasil tani di kebun sendiri.

KKN UNNES GIAT 1 Kebonagung

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini