Begini Kata Luhut Binsar Soal AS-Barat Pertimbangkan Depak Rusia dari G20

Luhut-Binsar-Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan. (foto: JPNN/Fransiskus Adryanto Pratama)

harianpijar.com, BADUNG – Ketua Penyelenggara Acara Presidensi G20 Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menanggapi soal rencana sejumlah negara Barat mendepak Rusia dari keanggotaan G20 lantaran aksi invansinya ke Ukraina.

Indonesia sendiri saat ini menjadi Presiden G20. Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pertemuan G20 adalah forum ekonomi dan tidak ada politik. Dirinya menilai terlalu dini untuk berkomentar perihal isu didepaknya Rusia dari G20.

“G20 itu kan forum ekonomi ya, jadi tidak ada forum politik. Kemudian kita lihat saja kan masih terlalu dini kita untuk komentar,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan seusai acara Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri di The Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Maret 2022.

Selain itu, Luhut Binsar Pandjaitan juga enggan menjawab secara pasti saat ditanya apakah akan tetap mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin saat kegiatan G20 nanti.

Baca juga:   Melihat Sekolah Militer Anak di Rusia

“Ya kita lihat saja. Itu kan saya bilang tadi ini kan forum ekonomi. Jadi kita lihat,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat-nya dilaporkan sedang mempertimbangkan, apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok ekonomi utama Kelompok G20 setelah invasinya ke Ukraina.

Meski demikian, tekanan untuk mendepak Rusia tampaknya akan diveto negara anggota lain, seperti China, India, dan Arab Saudi. Tema ini meningkatkan prospek beberapa negara akan absen dari pertemuan G20 tahun ini.

G20 bersama Kelompok G7, yang hanya terdiri dari AS, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris, adalah platform internasional utama untuk mengoordinasikan segala hal, mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang lintas batas.

“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” ungkap sumber senior G7 dikutip dari Reuters via detik. “Jika Rusia tetap menjadi anggota, itu akan menjadi organisasi yang kurang berguna.”

Baca juga:   Pemerintah Jamin Keamanan Data di Aplikasi PeduliLindungi

Sementara itu, saat ditanya apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak untuk mendorong Rusia keluar dari G20 saat dia bertemu dengan sekutu di Brussels pada Jumat, 25 maret 2022, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan secara diplomatis mengatakan bahwa AS berencana berkonsultasi dengan sekutunya.

“Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa untuk Rusia di lembaga internasional dan dalam komunitas internasional,” ujar Jake Sullivan di Gedung Putih, Selasa, 22 Maret 2022.

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan Presiden Vladimir Putin tetap berencana hadir dalam KTT G20 yang akan berlangsung di Bali pada akhir tahun ini. (msy/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini