ENREKANG – Di Dusun Rumbia tepatnya di Desa Lunjen, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, petani jagung diresahkan dengan serangan ulat dan penyakit bulai. Hal ini membuat para petani jagung mengalami banyak kerugian, apalagi harga jagung tongkol saat ini menurun.
Bahkan serangan ulat ini dirasakan hampir seluruh warga Dusun Rumbia yang menanam jagung. Petani jagung juga merasa kebingungan karena sudah mencoba beberapa merek racun untuk membuat ulat jera, namun tetap saja tidak berhasil.
Tak hanya serangan ulat, jagung di Dusun Rumbia juga terkena penyakit bulai akibat kurangnya pupuk. Sudah setahun terakhir pupuk di Desa Lunjen susah didapat, karena itu harga pupuk dan racun disini sangat mahal.
Seperti yang dirasakan Jabar (50), melonjaknya harga pupuk dan racun membuat dia terpaksa menggunakan pupuk yang tidak sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh pakar pertanian, sehingga membuat tanaman jagung terkena bulai dan juga terserang ulat.
“saya terpaksa harus menggunakan pupuk yang tidak sesuai dengan takaran dan dosis untuk tanaman jagung dikarenakan harga pupuk yang sangat mahal dan saya terkendala dengan biaya, apalagi harga jagung sekarang ini tidak sepadan dengan biaya dari mulai menanam sampai panennya,” kata Jabar.
“sejak pertengahan pandemi kemarin petani sudah sangat sulit mendapatkan pupuk, dan jika kita mendapatkan pupuk harganya sangat menjulang tinggi, jadi kita harus putar otak bagaimana cara agar kita tetap bisa mendapatkan pupuk walaupun harganya mahal. Apalagi kebun saya bebatuan jadi saya harus pikirkan bagaimana caranya supaya pupuk ini merasap ke tanaman jagung,” imbuhnya.
Murni Jabar
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar