NGANJUK – Pembangunan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk, Jawa timur, digadang-gadang akan menjadi bendungan terpanjang dan terbesar se-Asia Tenggara (ASEAN).
Proyek infrastruktur yang telah di realisasikan oleh Kementrian PUPR ini akan menjadi pusat pengelolaan irigasi yang mampu mendukung ketahanan pangan dan air di Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian berkelanjutan.
Di sisi lain, dengan dibangunnya bendungan ini dirasa memiliki manfaat lebih bagi masyarakat daerah sekitar, dengan ditampungnya sumber daya air dapat mengurangi tingkat kekritisan air yang diperparah akibat kondisi iklim yang fluktuatif antara debit guna dan air yang semakin hari semakin menurun.
Pembangunan bendungan juga diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi yang bermanfaat untuk mendistribusikan area persawahan ketika musim kemarau. Infrastruktur bendungan juga memiliki potensi lain, yaitu menumbuhkan perekonomian lokal melalui pengelolaan pariwisata daerah.
“Kalau pas musim kemarau nanti, kami para petani tidak khawatir lagi akan kesulitan air dalam mengairi sawah, jadi sangatlah bermanfaat terutama bagi masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja sebagai petani,” ujar salah satu warga yang bernama Supardi .
Dengan demikian pembangunan infrastruktur bendungan tersebut dinilai sangatlah penting bagi keberlangsungan sumber daya sekitar.
Pembangunan Bendungan Semantok dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air (SDA). Selain menjaga ketahanan air, bendungan ini juga berfungsi untuk meminimalisir terjadinya banjir di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, serta menahan debit yang berlimpah pada saat musim penghujan.
Dilansir dari situs resmi Kementerian PUPR, Bendungan Semantok memiliki Panjang mercu bendungan 3.005 meter. Bendungan bertipe urugan random tipe zona dengan inti tegak memiliki tinggi 34,00 meter.
Nantinya, bendungan diperkirakan dapat menampung air dengan volume tampung 32, 67 meter kubik dan luas genangan 365 hektar, sehingga saat musim kemarau masyarakat tidak perlu khawatir. Hal ini dikarenakan distribusi air yang mampu menyuplai irigasi air hingga hampir ke 2.900 hektar lahan persawahan.
Pembangunan pengerjaan kontruksi Bendungan Semantok dilaksanakan sejak 2017 yang terdiri dari 2 paket. Paket pertama oleh PT Brantas Abipraya-PT Pelita melalui sistem Kerja Sama Operasi (KSO) dengan anggaran Rp909 miliar.
Sedangkan untuk paket kedua oleh PT Hutama-Bangunnusa, juga melalui sistem KSO dengan nilai kontrak Rp876 miliar.
Nizar Galang Harfianto
Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang (UNNES)