Meski Pandemi, Pelaku UMKM Ini Tetap Semangat dalam Usaha Toko Kelontongnya

Oleh Tessa Herlina Novela *)

Pelaku-UMKM
. (foto: dok. Istimewa)

SIAK – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM adalah bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. UMKM bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Ada seorang pria pelaku UMKM yang masih terbilang cukup muda. Pria itu bernama Yosep Arnoldi Simbolon (26), dia sudah menikah dan memilki seorang putri. Yosep membuka toko kelontong yang menjual serba-serbi kebutuhan pokok dan pangan seperti beras, minyak goreng, garam, gula, susu, telur, dan masih banyak lagi.

Tujuan Yosep membuka usaha kelontongan adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menafkahi keluarga kecilnya. Toko kelontong Yosep ini berada di jalan Pasar Minggu, tepatnya di pusat pasar tradisional Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Riau.

Dalam berjualan Yosep dibantu oleh istri dan saudara-saudarinya. Saya, Tessa mahasiswa dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, sempat menanyakan mengapa Yosep tidak mengambil pekerja dalam membantunya mengolah bisnis kelontong?

Baca juga:   NasDem Nilai Rencana Pemprov DKI Fasilitasi UMKM di Trotoar Merupakan Kebijakan Keliru

Dia menjawab, “bahwa untuk mengambil seorang pekerja harus memiliki penghasilan yang besar agar dapat menggaji pekerja, sedangkan saya masih dalam tahap berkembang, jadi saya belum menerima pekerja dan juga di sini saudara-saudari saya masih ada dan mau membantu saya.”

Usaha kelontong Yosep sendiri sudah berdiri sekitar 5 tahunan yang dibangun mulai dari dirinya lajang sampai menikah.

Perjalanan bisnis Yosep bisa dikatakan lancar. Tetapi selancar-lancarnya usaha pasti ada saja masalah yang dialami, seperti halnya di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Yosep mengaku, “dampak Covid-19 sangat berpengaruh di penjualan kelontong saya, apalagi di hari-hari besar seperti hari raya Lebaran atau Tahun Baru. Dua tahun belakangan ini para pembeli berkurang karena Covid-19, mereka (pembeli) enggan merayakan seperti biasanya. Biasanya kalau hari besar pasti penjualan saya bertambah karena pembeli akan datang ke toko saya untuk membeli bahan atau kebutuhan untuk membuat kue dan semacamnya. Tetapi, karena pandemi ini penjualan saya kurang stabil.”

Baca juga:   Bantu UMKM, Mahasiswa UMB Beri Pendampingan Kegiatan Branding di Medsos

Meski demikian, Yosep tetap bersyukur kepada Tuhan YME karena masih diberikan kesehatan dan masih bisa bekerja seperti biasanya. Walau masih usaha kecil, Yosep tetap bersemangat untuk berjualan. Tokonya ini buka dari jam 4 pagi dan tutup jam 7 malam setiap Senin sampai Minggu.

Selama berbincang dengan Yosep, saya sendiri merasakan bagimana dia berjuang dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan juga menafkahi keluarga kecilnya.

Memulai usaha itu harus berani mengambil resiko, Yosep ini berani dan berjuang mempertahankan usahanya dalam pandemi dengan bantuan istri serta saudara-saudarinya. Walau masih terbilang muda, dia dapat bersaing dengan toko-toko lain yang sudah lama berdiri di situ.

Semoga usaha Yosep ini semakin lancar dan dapat dikenal banyak orang, Amin.

*) Tessa Herlina Novela, Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini