harianpijar.com, JAKARTA – Waketum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah meminta presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden) 20 persen dihapus menjadi nol persen. Alasannya, presidential threshold yang tinggi akan menghambat putra putri terbaik bangsa maju mencalonkan diri sebagai capres.
Fahri Hamzah mengatakan presidential threshold saat ini menyebabkan capres potensial terkendala, karena capres yang diajukan oleh partai atau gabungan partai sebesar 20 persen. Menurutnya, sumber potensi kepemimpinan dengan berbagai keberagaman harus bisa digali, terutama dari daerah.
“Untuk itu, aturan presidential threshold 20 persen harus dihapuskan karena menghambat putra-putri daerah maju menjadi calon presiden. Putra putri bangsa ini harusnya difasilitasi untuk tampil ke kancah nasional sebagai Presiden Republik Indonesia mendatang,” ujar Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 4 Desember 2021.
Fahri Hamzah beranggapan, jika presidential threshold dihapus, maka akan ada tokoh lain yang tampil dari beragam provinsi, bukan hanya dari Jakarta atau di Pulau jawa saja. Dirinya menyebut akan ada banyak putra putri Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke yang layak menjadi presiden.
“Karena itu, pemerintah pusat jangan lagi menyumbat aspirasi dari daerah. Biarkan daerah mengajukan pasangan capres-cawapresnya sendiri-sendiri,” ucapnya.
Selanjutnya, dikatakan Fahri Hamzah, diskusi yang membahas soal presidential threshold itu penting untuk diutamakan supaya mencari cara agar infrastruktur ini tidak membatasi tampilnya putra putri daerah terbaik untuk bangsa.
“Daripada kita merekayasa proses pemilihan kepemimpinan secara tidak aspiratif dan hanya mengandalkan infrastruktur yang telah dimodifikasi untuk membatasi tampilnya putra putri bangsa Indonesia di penjuru Tanah Air kita. Sekali lagi, aspirasi dari daerah jangan disumbat,” kata Fahri Hamzah. (ilfan/det)