Pembelajaran Jarak Jauh Sulit Terapkan Pendidikan Karakter

Oleh Desy Ayu Wulansari *)

Pembelajaran-Jarak-Jauh
. (foto: SHUTTERSTOCK/Travelpixs)

SEMARANG – Dunia pendidikan saat ini sedang menghadapi tantangan baru. Pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan bagi sektor pendidikan untuk menyerah begitu saja. Walaupun kondisi seperti ini, kegiatan belajar dan mengajar tetap dilaksanakan dengan memperhatikan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan siswa, perlu melakukan usaha yang luar biasa.

Kebijakan pemberintah yang sudah dikeluarkan dalam surat edaran Nomor 4 Tahun 2021 mengenai Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas tahun akademik 2020/2021. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang dimaksudkan untuk daerah yang tergolong pada wilayah PPKM level 1 sampai 3, bagi wilayah PPKM level 4 tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh ini menimbulkan ketidakseimbangan. Guru lebih banyak melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan siswa saja, tidak pada karakter siswa. Dilansir dari laman Republika (13/09/21), Warul Walidin sebagai pemateri dalam acara webinar nasional, mengatakan bahwa “Pendidikan karakter yang selama ini menjadi program prioritas pemerintah juga mengalami dampak yang signifikan setelah pemberlakuan pembelajaran daring.”

Sulitnya penerapan pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan anak bangsa yang cerdas dan baik dalam bertingkah laku, akhlak mulia serta menanamkan kepribadian cinta Tanah Air (I Wayan Eka Santika, 2020 : 8).

Pendidikan karakter tidak cukup diterapkan melalui ruang virtual saja. Pada dasarnya karakter anak terbentuk melalui lingkungan dan interaksi aktif secara langsung. sedangkan saat pembelajaran jarak jauh, terjadi minimnya interaksi antara guru dan siswa. Karakter siswa menjadi kurang terkontrol. Guru tidak bisa memantau siswa secara langsung, begitu juga dengan orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan aktifitasnya. Anak jadi kurang perhatian saat melakukan segala aktifitas di rumah.

Baca juga:   PP Muhammadiyah: Masyarakat Diminta Kurangi Pembicaraan Soal Radikalisme

Pendidikan karakter yang biasa diterapkan oleh guru di sekolah saat sebelum pandemi seperti kedisiplinan, kerja keras, jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, mandiri, percaya diri, menghargai satu sama lain, dan karakter yang dapat meningkatkan kualitas diri siswa lainnya. Namun, pada pembelajaran jarak jauh guru mengalami kesulitan dan pendidikan karakter menjadi terhambat.

Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini berpengaruh pada karakter siswa. Siswa menjadi malu bertanya, kurang rasa tanggung jawab, malas belajar, manja dengan mengandalkan orang tua di setiap tugas sekolah, kurangnya rasa hormat dan sopan santun terhadap guru, serta karakter kurang baik lainnya.

Solusi mengatasi sulitnya penerapan pendidikan karakter

Pendidikan sebagai wadah untuk anak agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Dalam pendidikan tidak semua tentang pengetahuan saja, tetapi juga sebagai wadah pembentuk karakter sikap dan kepribadian anak yang baik. Hal ini diperlukan kerjasama, kesabaran, dan semangat yang tinggi. Untuk membentuk dan menjaga kepribadian anak dari perilaku menyimpang, membutuhkan peran lingkungan sekolah, keluarga dan masayarakat.

Guru sebagai pelaku utama di lingkungan sekolah dapat melakukan upaya untuk terapkan pendidikan karakter, seperti mengoptimalkan jam pembelajaran sebaik mungkin tidak hanya diisi dengan pengetahuan saja tetapi dikombinasikan dengan permainan yang membangun karakter siswa, selain menyenangkan juga membantu membentuk karakter kerja keras, tidak mudah menyerah, kreatifitas dan karakter baik lainnya. Dengan begitu juga motivasi belajar anak meningkat; memberikan nasihat dan bimbingan rutin jika siswa mengalami perubahan karakter; serta yang terpenting yaitu menjaga komunikasi dengan orang tua siswa. Hal tersebut dapat dilakukan baik saat pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran tatap muka terbatas.

Baca juga:   Bupati Simalungun Wujudkan Sekolah Ramah dan Peduli Anak

Seperti yang sudah diketahui bahwa peran dan dukungan orang tua juga berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Keluarga menjadi pondasi utama pembentuk kepribadian anak, apalagi saat pembelajaran daring seperti saat ini. Perhatian, motivasi dan dukungan sangat dibutuhkan. Hal yang dapat orang tua lakukan yaitu saling terbuka dalam keluarga, keterbukaan ini merupakan bentuk dari komunikasi terbaik. Ketika anak salah, beri kesempatan untuk dia menjelaskan yang terjadi dan nasihati tanpa menyalahkan kesalahan anak, selain itu juga perlu memberi penghargaan serta pujian atas usaha yang dilakukan.

Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan sosial juga perlu diperhatikan untuk mengurangi dampak negatif yang berpengaruh pada karakter anak. Dalam lingkungan masyarakat, orang tua perlu memantau teman sebaya yang bergaul dengan anaknya. Berikan arahan dan mengajak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengaji, mengikuti kerja bakti, peduli sesama dan kegiatan bermanfaat lainnya.

*) Desy Ayu Wulansari, Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini