Soal Kasus Formula E dan Aduan Bisnis PCR, Firli Pastikan KPK Tak Akan Pandang Bulu

Firli-Bahuri
Firli Bahuri. (foto: dok. liputan6)

harianpijar.com, JAKARTA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memastikan pihaknya tidak pandang bulu dalam mengurus perkara dugaan korupsi. KPK, kata dia, akan menindak tegas pelaku korupsi.

Diketahui, KPK hari ini menerima laporan PRIMA terkait dugaan keterlibatan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam bisnis tes PCR. Selain itu, KPK juga menyatakan tengah menyelidiki dugaan korupsi di Formula E DKI Jakarta.

“Terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi, termasuk dugaan korupsi Formula E dan tes PCR, kita sedang bekerja,” ujar Firli Bahuri kepada awak media, Kamis, 4 November 2021.

Firli Bahuri mengatakan pihaknya selalu mendengar masukan-masukan dari masyarakat. Dirinya juga memastikan KPK tidak pandang bulu dalam mengusut suatu perkara korupsi.

“Prinsipnya, kita sungguh mendengar harapan rakyat bahwa Indonesia harus bersih dari korupsi. KPK tidak akan pernah lelah untuk memberantas korupsi siapapun pelakunya, kita akan tindak tegas sesuai ketentuan hukum. KPK tidak akan pandang bulu, KPK bekerja profesional sesuai kecukupan bukti,” kata Firli Bahuri.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir resmi dilaporkan ke KPK. Pelaporan itu terkait dugaan keterlibatan keduanya dalam bisnis tes PCR.

“Pertama, kami ingin melaporkan desas-desus di luar, ada dugaan beberapa menteri yang terkait dengan bisnis PCR, terutama kalau yang sudah disebut banyak media itu adalah Menko Marves sama Menteri BUMN Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dan di tengah situasi keresahan masyarakat ada pandemi, situasi ekonomi belum pulih, kita ada dengar bisnis pejabat dalam PCR ini,” ujar Waketum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Alif Kamal di gedung KPK, Kamis, 4 November 2021.

Baca juga:   Mahfud MD: Tak Ada Konsekuensi Pidana Terbitkan Perppu KPK, Impeachment dari Mana?

Kabar sejumlah menteri bermain di tes PCR ini diungkap mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto. Para menteri ini diduga memiliki keterkaitan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

“Menteri itu ternyata terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Sameday (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu),” tulisnya di Facebook, Rabu, 3 November 2021, seperti dilansir dari detik.

Di sisi lain, jubir Menko Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, telah membantah bahwa Luhut Binsar Pandjaitan ‘bermain’ di bisnis tes PCR. Menurutnya, Luhut Binsar Pandjaitan memang mendapat ajakan oleh beberapa kelompok pengusaha membentuk GSI. Namun, hal itu dilakukan bukan untuk berbisnis, apalagi cari untung.

Jodi Mahardi menjelaskan perusahaan dibentuk dalam rangka inisiatif membantu penyediaan tes Covid-19. Dirinya mengungkapkan GSI terbentuk di awal pandemi saat penyediaan tes Covid-19 masih jadi kendala besar di Indonesia.

Baca juga:   Di Hadapan Anggota Pansus, Mahfud MD: KPK Tidak Bisa Diawasi dengan Angket

“Terkait GSI, jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas tes yang besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini adalah salah satu kendala,” terang Jodi Mahardi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga membantah isu tersebut. Dirinya bahkan menyebut tudingan itu tendensius.

“Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius,” ujar Arya Sinulingga.

Arya Sinulingga lalu mengurai data tes PCR di Indonesia. Sampai saat ini, tes PCR telah mencapai 28,4 juta. Sementara, PT GSI yang dikaitkan dengan Erick Thohir hanya melakukan tes sebanyak 700 ribu.

“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen, itu okelah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen,” ucapnya.

Sedangkan terkait dugaan korupsi di Formula E DKI Jakarta, KPK saat ini sudah mulai melakukan pengusutan. KPK telah meminta keterangan kepada beberapa pihak untuk mengumpulkan data perihal kasus ini.

“Betul, KPK sedang meminta permintaan keterangan dan klarifikasi kepada beberapa pihak guna mengumpulkan bahan data dan keterangan ataupun informasi yang diperlukan oleh tim penyelidik,” ungkap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada awak media. (msy/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini