harianpijar.com, JAKARTA – Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembentukan kabinet di awal periode kedua. Elite PDIP Hendrawan Supratikno menilai kata atau diksi khianat dalam politik adalah berlebihan.
“Kata atau diksi ‘mengkhianati’ untuk menggambarkan dinamika politik rasanya berlebihan. Lobi-lobi politik merupakan forum berbagi informasi, harapan, dan komitmen. Ada proses evaluasi dan pemantauan realisasi komitmen,” ujar Hendrawan Supratikno kepada awak media, Kamis, 15 Maret 2021.
Soal Jokowi dinilai khianati Partai Demokrat itu disampaikan oleh Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief. Hendrawan Supratikno mengingatkan agar Andi Arief tidak menjinjing harapan lebih saat lobi-lobi kabinet.
“Andi Arief jangan menjinjing harapan berlebih (over-expectation) dalam forum-forum lobi atau menyandera forum lobi untuk kepentingan politik yang sempit. Ini berbahaya karena akan mereduksi kepentingan nasional sebagai politik berebut kursi atau jabatan,” ucapnya.
Hendrawan Supratikno menekankan bahwa pembentukan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Dirinya menyebut lobi-lobi saat pembentukan kabinet bukanlah untuk mengebiri hak Jokowi.
“Tak elok bila lobi dimaksudkan untuk mengebiri hak prerogatif Presiden,” kata Hendrawan Supratikno.
Sebelumnya, Partai Demokrat merasa yakin tak akan ditawari Presiden Jokowi untuk bergabung ke kabinet di tengah hangatnya isu reshuffle. Partai Demokrat mengaku pernah diajak bergabung, namun akhirnya tak jelas.
“Tidak mungkin ada tawaran atau ada utusan. Karena set up politik rezim sekarang memaksa Demokrat dan PKS menjadi oposisi. Demokrat pernah diajak Pak Jokowi duduk di kabinet awal pemerintahan kedua,” ujar Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kepada awak media, Rabu, 14 April 2021.
Andi Arief menyebut partainya sempat diajak masuk ke kabinet Jokowi pada awal periode kedua. Namun, kata dia, Jokowi malah mengkhianati ajakannya itu sendiri.
“Sekali lagi diajak, bukan meminta. Namun yang mengkhianati ajakan itu ya Pak Jokowi. Kami mengartikannya bahwa kami ditakdirkan mengambil peran menjadi oposisi,” sebutnya. (msy/det)