harianpijar.com, BENGKULU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu memberi penjelasan soal peristiwa hujan es yang terjadi di wilayah Bengkulu.
Kepala BMKG Bengkulu Klaus Damanik Apoho mengatakan hujan es itu terjadi di wilayah Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, pada Selasa, 2 Maret 2021 sore. Hujan es disebut terjadi karena ada awan kumulonimbus yang tebal.
Klaus Damanik Apoho menjelaskan kumulonimbus dengan suhu puncak mencapai -75 derajat Celsius bisa membentuk kristal es di bagian atas awan. Hal itu, menurutnya, bisa menyebabkan hujan es dan angin puting beliung.
“Ya memang telah terjadi hujan es di Desa Sukarami, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, sekitar jam 15.00 WIB, yang disebabkan oleh aktivitas awan kumulonimbus mencapai -75 derajat Celsius,” ujar Klaus Damanik Apoho.
Kondisi itu, dikatakan Klaus Damanik Apoho, kemudian mendorong terbentuknya butiran-butiran es di dalam awan. Dengan ukuran es yang cukup besar menyebabkan es tak sempat mencair hingga terjadi hujan es.
“Karena ukuran butiran es yang cukup besar, butiran es tersebut tidak punya cukup waktu untuk mencair dan terbawa jatuh ke permukaan bumi bersama hujan,” jelasnya.
Menurut Klaus Damanik Apoho, hujan es merupakan fenomena cuaca alami yang biasa terjadi. Dirinya mengatakan peristiwa itu sering terjadi pada masa transisi musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya. (msy/det)