Warga Kampung Pulo Ngaku Tenang Hadapi Banjir Sejak Ada Tanggul Era Ahok

Kampung-Pulo
Jl Inspeksi Kampung Pulo, Jakarta Timur tidak banjir. (foto: dok detik)

harianpijar.com, JAKARTA – Hujan yang mengguyur kawasan Ibu Kota beberapa hari ini tidak berdampak banjir bagi warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Warga merasa tenang menghadapi banjir sejak dibangunnya pembatas sungai atau tanggul pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di aliran Kali Ciliwung.

Menurut Awi (60), salah seorang warga di RT 13 RW 03 Kampung Pulo, sejak adanya tanggul dirinya bisa lebih bersiap menghadapi banjir. Padahal dulu, saat ada hujan besar, Awi mengaku pasti langsung siap-siap mengungsi.

“Lebih enak deh, kalau ada tanggul kan mendingan, kita bisa rapi-rapiin rumah juga. Kalau enggak ada tanggul kita lebih parah, baru hujan aja kita udah kabur karena air gede, sini kan dataran kali. Kali banget dah. Kita hujan nih, siap-siap, kadang kompor dinaik-naikin, kalau sekarang kan kita bisa santai,” ungkap Awi saat ditemui di Jalan Inspeksi Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu, 21 Februari 2021, seperti dilansir dari detik.

Awi mengatakan sebelum ada tanggul, air sering masuk ke permukiman warga. Dirinya menyebut air sungai yang meluap dari Kali Ciliwung langsung menerjang kawasan rumahnya.

Baca juga:   Ahok Cabut Banding, Fadli Zon: Kalau Tidak Banding Berarti Menerima

“Air langsung lewat iya, dari sono tendangannya. Dulu enggak ada tanggul, situ juga jadi motong jalan, nggak muter lagi. Bambu, semuanya, rumah-rumah yang roboh kemari pada motong jalan, enggak nikung lagi. Kalau sekarang kan alhamdulillah udah tenang, kan muter. Makanya kalau buang sampah sekarang kita ada tempatnya,” sebutnya.

Tak hanya itu, keberadaan tanggul juga membuat Awi tidak kerepotan jika harus bersiap menghadapi banjir. Dirinya kini hanya berharap warga Kampung Pulo membuang sampah pada tempatnya.

“Anak-anak bisa main-main juga ya, dulu kan hujan juga biasa anak kecil saya singkirin. Udah kewalahan, urusin anak sama rumah. Sekarang alhamdulillah. Kata kemarin hujan gede, anak-anak bisa pada main, cuman kita waspada juga kadang anak pada naik,” kata Awi.

Senada dengan Awi, Husein (46) warga di RT 10 RW 3, mengaku tidak merasakan banjir setelah adanya tanggul di Kampung Pulo. Dirinya hanya khawatir air meluap melewati tanggul saat banjir besar 5 tahun sekali.

Baca juga:   Dikunjungi Orang Terus, Ahok Hampir Tidak Punya Waktu Istirahat Selama dalam Tahanan

“Pas ada (tanggul) ini alhamdulillah enggak kena, kena cuma 5 tahun sekali. Kalau di Pulo itu 5 tahun sekali yang bahaya, itu yang sering ke rumah,” ujar Husein.

“Enggak ada pengaruhnya hujan di Jakarta mah, cepat surutnya, yang bahaya di kiriman, Katulampa,” imbuhnya.

Husein membenarkan tanggul dibangun saat era Ahok. Warga juga sempat merasakan ketenangan ketika adanya penggusuran.

“Iya (era Ahok). Pas itu dapat kabar (penggusuran) sih dapat kabar, cuma enggak terlalu dipeduliin sama warga. Pas backhoe pada ke sini aja Satpol PP jaga di depan, udah mulai ramai. (Warga sampai) meninggal enggak ada, cuma luka-luka banyak, itu kan backhoe satu ada yang dibakar ama warga,” ucapnya.

Kini, dikatakan Husein, dengan adanya tanggul warga bisa mengecek langsung apabila aliran Kali Ciliwung mulai naik.

“Kita juga bisa cek langsung,” pungkasnya. (ilfan/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini