Ini Respons Internal Demokrat Soal Forum Pendiri Jemput Moeldoko untuk Masa Depan Partai

Partai-Demokrat
Ilustrasi bendera Partai Demokrat.

harianpijar.com, JAKARTA – Forum Pendiri Partai Demokrat mengatakan pihaknya menjemput Moeldoko untuk masa depan partai sebagaimana yang dilakukan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga menjadi Presiden RI pada 2004.

Menanggapi hal itu, internal Partai Demokrat menyebut kesalahannya adalah upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB).

“Mereka katanya berencana menjemput KSP Moeldoko sebagaimana menjemput Bapak SBY pada tahun 2004 sebagai calon presiden; lalu ada pelaku gerakan bernama Bapak Yus Sudarso, menyatakan ‘Apa salahnya kami melakukan ini’,” ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Februari 2021.

“Salahnya adalah upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah melalui Kongres Luar Biasa,” imbuhnya.

Herzaky Mahendra Putra membantah adanya upaya jemput SBY saat itu. Pasalnya, kata dia, SBY kala itu sudah menjadi Dewan Pembina partai.

Herzaky Mahendra Putra menegaskan kepada forum pendiri bahwa Moeldoko harus memiliki kartu anggota Partai Demokrat jika ingin maju capres. Bukan secara tiba-tiba ingin menjadi ketua umum melalui KLB.

“Dulu, hal itu tidak ada. Bapak SBY duduk sebagai Dewan Pembina. Jadi, kalau KSP Moeldoko mau menjadi capres melalui Partai Demokrat, ya bikin kartu tanda anggota dulu sebagai kader Partai Demokrat. Jangan tiba-tiba ingin menjadi ketua umum, apalagi melalui Kongres Luar Biasa. Itu saja sudah salah besar. Itu inkonstitusional,” sebutnya.

Baca juga:   Dipanggil Jadi Saksi di Sidang Bupati PPU, Andi Arief Pastikan Dirinya Hadir

Selanjutnya, Herzaky Mahendra Putra meminta Moeldoko lebih baik membantu Presiden menyelesaikan krisis ekonomi akibat pandemi, bukan justru memikirkan pencapresan.

“Pak Moeldoko itu siapa? Pak Moeldoko itu KSP, stafnya Presiden. Tugasnya sekarang membantu Presiden menyelesaikan pandemi dan krisis ekonomi. Jangan malah disibukkan untuk memikirkan pencapresan. Kasihan rakyat, lagi pandemi kok malah memikirkan pencapresan. Kasihan Presiden yang membutuhkan bantuan semua pihak untuk menangani krisis pandemi dan ekonomi,” tuturnya.

Untuk itu, Herzaky Mahendra Putra pun mengajak seluruh kader fokus mengatasi pemulihan ekonomi saat ini. Dirinya juga berterima kasih kepada kader Partai Demokrat yang solid di bawah kepemimpinan AHY.

“Akhirnya, Partai Demokrat mengajak, mari kita kembali bekerja untuk fokus membantu rakyat mengatasi pandemi dan krisis ekonomi yang sedang kita hadapi. Kepada seluruh kader Partai Demokrat di mana pun berada, terima kasih sudah solid di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono,” kata Herzaky Mahendra Putra.

Sebelumnya, Forum Pendiri Partai Demokrat mengelar konferensi pers sebagai respons dari isu kudeta terhadap Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terkait pertemuan dengan Moeldoko, forum senior Partai Demokrat ingin partai menjadi partai besar yang disegani di tatanan politik nasional dan mereka butuh pemimpin yang bijak.

Baca juga:   Bicara Soal Poros Kertanegara-Teuku Umar, Waketum Gerindra Singgung Kekuatan 3 Jenderal

Senior Partai Demokrat Darmizal menilai Moeldoko cocok jadi pemimpin Partai Demokrat.

“Nah kalau konteks saya pribadi mungkin tokoh seperti ini yang sangat baik untuk menjadi calon pemimpin Partai Demokrat ke depan, salah satunya yang berkarakter seperti ini,” ujar Darmizal.

Sementara itu, senior Partai Demokrat Yos Sudarso mengatakan ada 4 faksi yang hadir dalam pertemuan hari ini. Faksi-faksi tersebut antara lain faksi Subur Budi Santoso, pendukung Hadi Utomo, kader Anas Urbaningrum, dan faksi Marzuki Alie. Dirinya pun memuji bersatunya 4 faksi ini.

“Jadi tanpa ada rekayasa, kawan-kawan ini bertemu dalam satu titik pemikiran, bagaimana Partai Demokrat ke depan. Jadi sesungguhnya, ini adalah bagian dari internal partai. Apa salahnya kami, seperti para pendiri di saat awal, menjemput Pak SBY untuk mengantarkan beliau ke pimpinan Republik Indonesia tahun 2004. Dan juga apa salahnya kami kalau hari ini menjemput figur tokoh ke depan. Apa salahnya Pak Moeldoko? Tidak seubahnya seperti senior-senior kami sebelumnya menjemput Bapak SBY,” kata Yos Sudarso.

“Dan demikian apa salahnya Pak Jokowi di dalam persoalan ini, sebagaimana pernyataan dari Pak Moeldoko kemarin,” pungkasnya. (ilfan/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini