harianpijar.com, JAKARTA – Partai Gerindra tak mau berspekulasi perihal aliran dana lintas negara yang masuk ke rekening Front Pembela Islam (FPI). Menurutnya, tidak ada yang salah selama dana itu bukan hasil korupsi atau aktivitas terlarang.
“Kita jangan menghakimi terlalu dini, belum bisa disimpulkan apa-apa,” ujar Waketum Partai Gerindra Habiburokhman saat dihubungi, Senin, 25 Januari 2021.
“Soal transfer dana lintas negara, nggak ada yang salah sepanjang itu bukan dana hasil korupsi atau aktivitas terlarang. Sewaktu transaksi terjadi, FPI belum dilarang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Habiburokhman pun meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bekerja cepat agar segera menemukan asal-usul dana tersebut sehingga tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat. Jika tak ada masalah dalam aliran dana itu, dirinya meminta PPATK segera mengumumkan.
“Secara umum saya minta PPATK percepat saja kerjanya agar ada kesimpulan final,” kata Habiburokhman.
“Kalau memang nggak terbukti ada masalah harus segera diumumkan. Sebaliknya, kalau ada masalah hukum, silakan ditindaklanjuti secara hukum,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala PPATK Dian Ediana Rae menyampaikan adanya transaksi di rekening FPI dari luar negeri. Namun, dirinya tak bersedia menyampaikannya secara eksplisit dari siapa, berapa, kapan, dan untuk apa.
“Ya, ada. Dari penelusuran PPATK itu memang melihat keluar-masuk dana dari negara lain,” ujar Dian Ediana Rae kepada tim Blak-blakan detik, Rabu, 20 Januari 2021.
Sementara itu, Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar mengatakan transfer itu berkaitan dengan pengelolaan dana kemanusiaan. Menurutnya, FPI memang berfokus pada bantuan kemanusiaan di berbagai negara, salah satunya bantuan untuk warga Palestina.
“Itu menandakan FPI mendapat kepercayaan banyak warga dunia dalam mengelola dana umat untuk bencana kemanusiaan, anak-anak yatim, dan bantuan bencana, serta yang lainnya,” ujar Aziz Yanuar kepada awak media, Minggu, 24 Januari 2021.
“FPI juga concern dengan bantuan kemanusiaan ke banyak negara yang mengalami penjajahan dan musibah seperti misal di Gaza, Palestina. Juga terhadap saudara-saudara kita di Rakhine, Myanmar,” sambungnya. (msy/det)