harianpijar.com, JAKARTA – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengaku siap rekonsiliasi dengan pemerintah asal menghentikan kriminalisasi ulama. Menanggapi hal itu, PKB menyebut berdialog dengan pemerintah tak perlu menggunakan syarat.
“Dialog saja, nggak usah pakai syarat-syarat apapun. Dialog itu membawa suasana hati trust satu sama lain,” ujar Ketua DPP PKB Faisol Riza kepada awak media, Kamis, 12 November 2020.
Faisol Riza menilai Habib Rizieq tak perlu memaksakan adanya rekonsiliasi bila masih ada kecurigaan ke pemerintah. Jika curiga, menurutnya, rekonsiliasi tak akan memberi dampak apa-apa.
“Kalau belum bisa karena ada curiga ya jangan sekarang dialognya, tunggu sampai mulai tumbuh rasa percaya. Enggak ada gunanya dialog kalau hati masih muncul curiga. Yang penting sekarang, HRS sudah di tanah air,” ucapnya.
Selain itu, dikatakan Faisol Riza, tak ada permasalahan serius sehingga perlu diadakan rekonsiliasi. Meski demikian, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
“Saya tidak melihat ada masalah yang demikian serius sehingga harus ada rekonsiliasi. Kalau pemerintah merasa ada masalah ya silakan saja mau rekonsiliasi atau enggak,” kata Faisol Riza.
Faisol Riza justru mendorong Habib Rizieq terlibat dalam penanganan pandemi virus Corona atau COVID-19. Perbedaan pandangan politik Habib Rizieq dengan pemerintah lebih baik ditinggal terlebih dahulu.
“Tapi saran saya kepada HRS, sebaiknya membantu bangsa ini menghadapi COVID-19 agar bisa bangkit kembali. Letakkan dulu masalah-masalah politik yang pernah ada, ayo bersama-sama dengan elemen masyarakat lain memerangi COVID-19,” ujar Faisol Riza.
Sebelumnya, Habib Rizieq bersedia untuk rekonsiliasi. Namun dirinya meminta pemerintah menyetop kriminalisasi ulama sebelum rekonsiliasi.
“Ada teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin rekonsiliasi bisa digelar kalau pintu dialog tidak dibuka. Buka dulu pintu dialognya, baru rekonsiliasi. Tak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog penting,” ucap Habib Rizieq seperti disiarkan akun YouTube Front TV, Rabu, 11 November 2020.
Habib Rizieq mengatakan pemerintah seharusnya senang jika dikritik. Menurutnya, kritik dari pihak luar bisa diterima atau ditolak oleh pemerintah.
“Para pengkritik itu punya solusi yang ditawarkan. Pelajari, kalau solusi baik, terima. Kalau tidak baik, saudara, sampaikan di mana tidak baiknya. Selesai, tidak perlu ada kegaduhan di tingkat nasional,” tuturnya.
Habib Rizieq mengaku telah menawarkan dialog kepada pemerintah sejak 2017. Namun hingga kini, menurutnya, pemerintah tidak menanggapi. (nuch/det)