Harta, Tahta, Nyawa: Siasat Menyikapi Corona

Ilustrasi-Corona
Ilustrasi virus Corona. (foto: jdrf)

harianpijar.com – Virus Corona sudah sejak lama menggemparkan berbagai negara di belahan dunia. Dilansir dari World Health Organization (WHO), virus Corona merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dan hewan.

Pada manusia, virus Corona dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan, hingga menjadi penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Menurut WHO, virus Corona atau yang sering kita sebut dengan COVID-19 sangat mudah menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang sedang batuk ataupun bernafas. Penting untuk diketahui, bahwa gejala-gejala umum seseorang terinfeksi virus Corona antara lain demam, batuk, flu, dan kelelahan.

Gejala-gejala tersebut biasanya disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh melalui hidung sehingga menimbulkan pilek, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Namun, gejala virus Corona tidak hanya muncul di sistem pernafasan, akan tetapi juga ada di organ-organ lain seperti sistem pencernaan yang membuat penderita menjadi diare, mual, dan muntah.

Selain dari gejala gejala diatas, penularan virus COVID-19 juga bisa terjadi dari orang yang terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Kondisi inilah yang memerlukan kewaspadaan dan kehati-hatian yang lebih besar bagi masyarakat.

Meskipun transmisi dari orang yang terinfeksi tanpa gejala sulit untuk diteliti, namun masyarakat hendaknya berhati-hati untuk selalu menjaga kesehatan dimanapun dan kapanpun.

Baca juga:   Jakarta Kembali PSBB Total, PAN: Bansos Harus Tepat Sasaran

Kendati demikan, pada kenyataannya virus COVID-19 membuat banyak masyarakat di belahan dunia merasa terancam, termasuk di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, jutaan nyawa telah terenggut akibat kemuculan virus COVID-19.

Untuk itu, saat ini semua negara sedang bekerja keras untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Masyarakat dihimbau untuk selalu memakai masker dan physical distancing dengan selalu menjaga jarak dan tidak membuat kerumunan.

Karena 2 hal tersebut disinyalir dapat mencegah terjadinya penularan COVID-19. Tidak hanya kedua hal tersebut, namun ada siasat lain yang harus dilakukan sebagai bentuk pencegahan Covid-19. Yaitu, dengan melakukan tindakan preventif ketat kepada masyarakat, melakukan pengawasan, dan melakukan pengobatan secara intensif dan kuratif agar para penderita COVID-19 tidak bertambah dan akan terus berkurang angka positifnya.

Dalam melakukan tindakan pengobatan yang intensif dan kuratif, hendaknya pemerintah dapat menyediakan vaksin yang aman, setara, namun dengan harga yang terjangkau.

Bahkan menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet, idealnya vaksin seharusnya berada dibawah biaya tes PCR yang ditetapkan pemerintah, atau seharusnya diberikan secara gratis kepada seluruh kalangan masyarakat meskipun dengan sistem bertahap. Hal ini dikarenakan untuk mengompensasi pengeluaran masyarakat khususnya di kalangan menengah ke bawah.

Baca juga:   Rocky Gerung: Presiden Betul-Betul Masuk dalam Kategori Man of Contradiction

Meskipun prediksi terhadap masa berakhirnya pandemi COVID-19 telah banyak dilakukan oleh para ahli, namun kenyataannya sampai saat ini COVID-19 masih merebak dan belum berakhir. Kehidupan new normal hanya menjadi wacana belaka.

Padahal esensi dari kehidupan masyarakat adalah merasakan terjaminnya situasi dan kehidupan yang aman. Sampai saat ini pandemi COVID-19 banyak memberikan ketidakjelasan dan ketidakpastian pada berbagai sisi kehidupan masyarakat, diantaranya sisi ekonomi, keuangan, bahkan kesehatan fisik dan mental.

Maka dari itu, untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, masyarakat harus selalu waspada dan mencari situasi yang aman untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat harus berani bangkit menghadapi COVID-19 dengan cara menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menjalani kehidupannya. Tidak mudah khawatir, cemas, panik atau bahkan stres dalam menyikapi COVID-19.

COVID-19 harus dilawan dengan pikiran-pikiran positif dan diimbangi dengan mematuhi setiap protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

*
Artikel ditulis oleh Amanatun Nisa
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
https://www.instagram.com/annisaa.ku/

Referensi:

Haryanti, Kristiana. Strategi Mengatasi Ketidakjelasan di Masa Pandemi Covid-19. Semarang: Universitas Unika Soegijapranata, 2020.

“Pertanyaan jawaban terkait COVID-19 untuk publik.” www.who.int diakses pada 3 November 2020 https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public.

“Strategi Menghadapi Pandemi Covid-19.” Infobanknews.com diakses pada 3 November, 2020 https://infobanknews.com/topnews/strategi-menghadapi-pandemi-covid-19/.

“Simak Penjelasan WHO Soal Apa itu Corona dan Cirinya.” Cnbcindonesia.com diakses pada 3 November 2020 https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200406090929-37-149929/simak-penjelasan-who-soal-apa-itu-corona-dan-cirinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini