harianpijar.com, JAKARTA – Direktur Paramadina Public Policy Institute (PPPI), Ahmad Khoirul Umam mengatakan terpilihnya kembali Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) untuk periode 2020-2025, menghadapkannya pada masalah baru. Pasalnya, Zulkifli Hasan harus memperjelas kebijakan politik internalnya.
“Apakah akan bersikap akomodatif ataukah akan represif terhadap kelompok Mulfachri yang diback up Amien Rais untuk menjaga soliditas kepemimpinanya,” kata Khoirul saat dikonfirmasi, Kamis 13 Februari 2020.
Menurut Khoirul, bahwa idealnya Zulkifli Hasan bersikap akomodatif untuk menjaga kohesivitas partai agar faksionalisme ini tidak berkembang menjadi konflik internal yang berkepanjangan. Apalagi, politisi senior PAN Hatta Rajasa yang dipilih Zulkifli Hasan menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) dan menargetkan suara PAN berada di posisi tiga besar.
Selain itu, dikatakan Khoirul, bahwa baseIine suara pemilih loyal PAN ada di angka 4 sampai 5 persen yang didominasi oleh pemilih dengan berlatar belakang Muhammadiyah. Bahkan, PAN juga sejauh ini belum pernah menempati posisi tiga besar, termasuk saat Amien Rais menjadi capres pada pemilihan presiden (Pilpres) 2004 silam.
“Terlepas dari rasionalitas target itu, PAN harus menata internalnya untuk mengoptimalkan mesin politik partainya nanti,” tandas Khoirul.
Sementara diketahui, dalam Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) memilih Zulkifli Hasan yang juga calon petahana kembali terpilih menjadi ketua umum untuk periode 2020-2025 dengan meraup suara sebanyak 331 dari total pemilik suara 565.
Sedangkan pesaingnya Mulfachri Harahap yang didukung oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais memperoleh 225 suara. Selain itu, Dradjad Wibowo memperoleh 6 suara dan untuk yang tidak sah ada tiga suara. [elz/rmol]