harianpijar.com, JAKARTA – Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap kadernya Harun Masikhu yang terlibat dugaan kasus suap komisioner KPU Wahyu Setiawan, sebagai putra terbaik partai berlambang banteng moncong putih, lantaran mendapatkan penghargaan Ratu Inggris.
Selain itu, rencana partai politik yang di pimpin Megawati Soekarnoputri itu akan menggantikan Riezky Aprilia yang sudah mendapatkan kursi panas pengganti almarhum Nazaruddin Kiemas tiga pekan sebelum pemilu legislatif berlangsung.
Menurut Dedi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto tidak memahami alur pergantian antar waktu (PAW) sebagaimana tertuang dalam regulasi, karena berupaya mempertahankan Harun Masiku dengan alasan yang mendapatkan penghargaan tidak mendasar sama sekali.
“Pemilu tidak memprioritaskan kader terbaik dari sisi kualitas, tetapi dipilih berdasar suara terbanyak, memang itu resiko demokrasi elektoral yang harus diterima,” kata Dedi saat dikonfirmasi, di Jakara, Jumat 24 Januari 2020.
Selanjutnya, Dedi juga menegaskan, Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wahyu Setiawan oleh KPK tampak sekali ada upaya kriminalisasi dibandingkan memperjuangkan kader secara terhormat.
“Tanpa suap sekalipun seharusnya PDIP bisa memposisikan Harun Masiku di DPR, dengan cara menghapus identitas kader terpilih dari keanggotaan Parpol, entah recall atau pemecatan, sederhana sebenarnya,” tegas Dedi.
Bahkan, dikatakan Dedi, bahwa Keputusan pergantian antar waktu (PAW) terasa sulit dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), hanya untuk melindungi Harun Masiku.
“Tetapi mengapa hal ini terlihat sulit, dan seolah Harun Masiku harus dilindungi dari jerat KPK, tidak menutup kemungkinan ada dampak besar yang mengemuka jika Harun Masiku sampai tertangkap,” tandas Dedi. [elz/rmol]