harianpijar.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam akun Twitter @mohmahfudmd membantah isu keretakan di dalam Kabinet Indonesia Maju.
Selain itu, bahwa isu keretakan antara dirinya dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko karena perbedaan pernyataan (statement) diplomasi untuk Tiongkok terkait dengan etnik Uighur hanya omong kosong.
“Omong kosong tentang kabinet retak karena perbedaan statement Mahfud MD dan Moeldoko soal Uighur. Pernyataan kami malah sinkron kok dibilang retak,” kata Mahfud MD dalam cuitanya, Rabu kemarin.
Menurut Mahfud MD, Moeldoko mengatakan jika pemerintah Republik Indonesia tidak akan mengintervensi dalam urusan Uighur. Sementara, dirinya mengatakan pemerintah melakukan diplomasi lunak.
“Di mana pertentangannya? Saya mengatakan diplomasi lunak justru karena tidak mau intervensi. Klop, kan,” ujar Mahfud MD.
Selanjutnya, ditegaskan Mahfud MD, bahwa pemerintah tidak mau mengintervensi karena menganggap soal etnik Uighur itu, adalah urusan pemerintah Tiongkok. Selain itu, fakta bahwa Indonesia memang memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok.
“Maka diplomasi dilakukan lunak saja,” tegas Mahfud MD.
Mahfud MD juga menjelaskan, bahwa dirinya sudah lama melakukan pendekatan diplomasi lunak ke pemerintah Tiongkok, terutama dengan cara meminta penjelasan kepada Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian, secara tertutup di kantornya pada 5 Desember 2019.
“Saya undang Dubes Tiongkok ke Kantor Menko Polhukam dan menyatakan bahwa situasi Uighur mengusik sebagian orang Islam di Indonesia,” jelas Mahfud MD.
Kemudian, Mahfud MD juga mempertanyakan alasan mengapa bisa terjadi konflik dengan Uighur di Xinjiang, sedangkan di daerah lain kaum muslimin Tiongkok aman saja.
Namun, menurutnya pertanyaan itu bukan dalam rangka mengintervensi pemerintah Tiongkok, melainkan hanya berdiskusi dalam rangka ingin tahu pokok permasalahannya.
“Saya tegaskan bahwa kita tak ingin ikut campur, tapi ingin tahu masalahnya. Setelah dia menjelaskan, ya sudah. Kita tak mau intervensi,” kata Mahfud MD.
Sementara, Mahfud MD juga menantang pihak yang beropini, soal keretakan di Kabinet Indonesia Maju untuk membuktikan adanya pertentangan di antara pernyataannya dan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan.
“Coba, di mana pertentangan keterangan saya dengan Moeldoko. Kan sama-sama bersikap tidak akan intervensi. Ibaratnya, kalau saya dan Pak Moeldoko hadir ke sidang kabinet ya sama-sama hadir, tapi Pak Moeldoko lewat pintu sebelah barat, sedangkan saya lewat pintu sebelah timur,” tandas Mahfud MD yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini. [elz/med]