harianpijar.com, JAKARTAÂ – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay Partaonan menyebut keputusan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka untuk mendaftarkan diri sebagai salah satu kandidat calon walikota Solo, memuai polemik.
Menurut Saleh, selain dianggap tidak memiiki pengalaman dan jam terbang, Gibran juga dinilai tengah ikut membangun dinasti politik. Karena, ayahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih akan menjabat dalam lima tahun ke depan.
Namun. keputusan Gibran itu tidak perlu diperdebatkan. Apalagi selama tidak ada aturan yang dilanggar, maka tentu Gibran tidak berbeda dengan WNI lainnya. Lagi pula masyarakat sendiri yang akan menentukan siapa yang akan dipilih menjadi kepala daerah.
“Kalau ada dugaan akan ada dinasti, saya kira kita serahkan ke masyarakat untuk menilainya,” kata Saleh, saat dikonfirmasi, Jumat 13 Desember 2019.
Selanjutnya, Saleh juga menegaskan, agar tidak terjadi manipulasi dan potensi kecurangan ketika penyelenggaraan, perlu keterlibatan masyarakat luas. Selain itu, dengan adanya pengawasan dari masyarakat luas, diharapkan kekhawatiran yang selama ini dirasakan tidak terjadi.
“Penyelenggara pemilu dan masyarakat luas diminta untuk mengawasi secara ketat. Dengan begitu, kompetisinya bisa berlangsung secara sehat,” tegasnya.
Sementara, dikatakan Saleh, terkait apakah PAN tertarik untuk juga mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada), PAN belum bisa memutuskan mendukung atau tidak mendukung.
Sebab, ada banyak aspek yang akan menjadi pertimbangan dalam menentukan calon kepala daerah. Karena itu, dirinya berharap calon yang dipilih adalah calon yang sesuai dengan kehendak dan keinginan masyarakat.
“Lagian belum bisa dinilai seperti itu. Sebab, Gibran sendiri belum mendaftar ke PAN. Kami tentu belum punya bahan untuk melihat jejak dan proyeksi politiknya di Pilkada Solo,” tandas Saleh. [elz/rep]