Ahmad Basarah: Indonesia Alami Darurat Ideologi Transnasional

wakil-ketua-mpr-ahmad-basarah
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. (Foto:Google).

harianpijar.com, BADUNG,BALI – Indonesia saat ini disebut mengalami darurat ideologi transnasional, baik dari ideologi liberalisme Barat yang membawa gaya hidup hedonisme, LGBT, narkoba maupun ideologi berbasis ekstremisme agama yang telah menyerbu dari berbagai penjuru lewat globalisasi.

“Boleh dikatakan bangsa Indonesia telah mengalami darurat ideologi transnasional, baik ideologi yang datang dari barat dengan paham individualisme dan liberalismenya, dengan segala manifestasinya yang mengekspresikan kebebasan hidup manusia yang sebebas-bebasnya maupun ideologi ekstrimisme agama yang membawa paham kebenaran tunggal menolak negara demokrasi, menolak hasil pemilu dan lain-lain, untuk digantikan dengan ideologi lain,” kata Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, di Badung, Bali, Senin 4 November 2019.

Menurut Basarah, berdasarkan sejumlah survei, penetrasi ideologi asing sudah mengkhawatirkan. Bahkan, survei Alvara menunjukkan 19,4 persen ASN terpapar radikalisme.

Baca juga:   Basarah: Tidak ada Bangsa yang Besar Dengan Menjiplak Ideologi Bangsa Lain

Bahkan, pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat itu, adanya sekitar 3 persen TNI aktif yang terpapar radikalisme, survei BNPT yang menyatakan tujuh kampus negeri terpapar radikalisme. Begitu pula dengan isu LGBT yang terus kencang didengungkan.

Karena itu, penting untuk kembali mengharus utamakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan ASN sebagai salah satu garda memperkokoh NKRI berdasarkan Pancasila.

Dikatakan Basarah, selama 13 tahun usai reformasi, negara Indonesia abai terhadap pengharus utamaan Pancasila. Bahkan, pembubaran BP7 pada tahun 1999 saat reformasi membuat satu generasi hilang dari penanaman nilai-nilai Pancasila.

Karena itu, negara kembali menyadari perlunya penanaman Pancasila setelah dicanangkan empat pilar pada 2012 oleh Ketua MPR saat itu Taufik Kiemas. Kemudian, pada 2017 dibentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila yang kemudian menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada 2018.

Baca juga:   Basarah: Meskipun Ada GBHN, Presiden dan Wakil Presiden Tetap Dipilih Rakyat

Saat ini, kedua lembaga, BPIP dan MPR bahu-membahu, bersinergi dalam rangka penanaman nilai-nilai Pancasila.

Sementara diketahui, Ahmad Basarah di Bali dalam rangka menjadi pembicara kunci rapat koordinasi dan sinkronisasi materi dan metode melalui dialektika pembinaan ideologi Pancasila untuk masa depan bangsa bagi ASN.

Bahkan, dalam kesempatan itu, Basarah mengapresiasi rakor dan sinkronisasi BPIP dengan Direktorat Jendera Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM, sebagai upaya penanaman nilai-nilai Pancasila di lingkungan Kemenkumham.

Kemudian, Basarah juga meminta BPIP terus bekerjasama dengan seluruh Kementerian/Lembaga untuk memperkuat ketahanan nilai-nilai Pancasila di kalangan ASN. [elz/ant]

SUMBERAntara

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini