Jubir Presiden: Tidak Ada Penambahan Posisi Wakil Menteri

Juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman. (Foto:Google).

harianpijar.com, JAKARTA – Juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman membantah isu tekait penambahan posisi Wakil Menteri (Wamen) di Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

“Belum ada informasi terkait (penambahan wamen),” kata Fadjroel saat dikonfirmasi, di Jakarta, Minggu 3 November 2019.

Menurut Fadjroel, menteri dan wakilnya saat ini yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah fokus menjalankan visi Presiden. Selain itu, Fadjroel juga membantah komposisi Kabinet Indonesia Maju ialah bentuk pembagian kursi ke partai pendukungnya.

Sementara, menurut Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, posisi Wakil Menteri (Wamen) di Kabinet Indonesia Maju tidak perlu ditambahkan lagi. Karena, dengan 12 Wakil Menteri (Wamen) yang ada sudah cukup untuk mendukung kinerja dan efektivitas kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Baca juga:   Serahkan Mandat ke Jokowi, Taufiqulhadi Nilai Pimpinan KPK Bermaksud Permalukan Presiden

“Jangan sampai kalau terlalu banyak wamen bisa menjadi beban juga bagi kabinet Jokowi,” kata Arya.

Dijelaskan Arya, saat ini menteri dan wamen yang sudah sepekan dilantik masih dalam proses adaptasi di lingkungan kementerian masing-masing. Selain itu, diharapkan persoalan masing-masing kementerian bisa ditampung hingga menghasilkan program yang mendukung visi presiden.

“Secara umum mereka para menteri masih dalam tahap adaptasi antarkementerian. Para menteri juga harus memberikan pandangan kepada pejabat di lingkungannya terhadap program ke depan,” jelas Arya.

Baca juga:   Soal Survei Cawapres Jokowi, Ini Kata PDIP

Selanjutnya, Arya juga mengatakan, para menteri dan wamen harus bisa bekerja secara maksimal. Karena, apabila kinerjanya tak dianggap maksimal maka bisa saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan kabinet atau reshuffle karena kepala negara ingin memaksimalkan kerja para pembantunya di kabinet.

“Bisa saja Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Karena,Jokowi ingin memaksimalkan kerja para pembantunya di kabinet,” tandas Arya Fernandes. [elz/med]

SUMBERMedia Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini