harianpijar.com, JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin berbeda pendapat dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal peran TNI dan Polri.
Ali Mochtar Ngabalin mengatakan tidak ada istilah analogi tangan kanan dan kiri seperti yang disampaikan Gatot Nurmantyo.
“Tidak ada analogi-analogi tangan kiri tangan kanan. Tidak ada,” kata Ali Mochtar Ngabalin saat dihubungi, Senin, 7 Oktober 2019.
Lebih lanjut, Ali Mochtar Ngabalin berbicara soal posisi TNI dan Polri dalam negara. TNI-Polri, kata dia, sama-sama memiliki peran penting bagi negara.
“Yang pasti bahwa TNI dan Polri adalah institusi negara. Jadi, kalau dilihat dari ketentuan UU, institusi negara. Selain penegak hukum dan persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat, TNI itu adalah tentara rakyat, tentara profesional, sehingga urusan presiden itu adalah urusan yang diatur dalam ketentuan UU,” ujar Ali Mochtar Ngabalin.
“Jadi tidak bisa diterjemahkan dengan analogi apa pun,” tambahnya.
Sebelumnya, perumpamaan itu disampaikan Gatot Nurmantyo saat berbicara soal adanya ancaman membenturkan TNI dengan Polri seusai peringatan HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Oktober 2019. Menurutnya, status TNI dan Polri berubah sesuai dengan keadaan.
“Jadi Polri adalah tangan kanan presiden dalam kondisi tertib sipil, TNI tangan kiri presiden. Tapi, dalam kondisi darurat militer, terbalik, TNI tangan kanan, dan Polri tangan kiri presiden,” kata Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo mengatakan TNI-Polri mempunyai peran penting bagi Indonesia. Dirinya pun meminta agar TNI dan Polri tidak dibenturkan.
“Jadi dua-duanya memiliki peran penting bagi berbangsa dan bernegara dan jangan mau dibenturkan. Kalau (TNI-Polri) dibenturkan, presiden akan kehilangan kedua tangannya,” pungkasnya. (nuch/det)