harianpijar.com, JAKARTA – Juru Bicara Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menepis pernyataan Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono soal tiga jatah menteri Partai Gerindra di kabinet Joko Widodo (Jokowi) periode mendatang.
Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan Prabowo Subianto tidak pernah membahas jatah kursi menteri dengan Presiden Jokowi.
“Pak Prabowo sejak awal tidak pernah bicara secara spesifik tentang jabatan menteri dengan siapa pun,” kata Dahnil Anzar Simanjuntak kepada awak media, Jumat, 4 Oktober 2019.
Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, dalam beberapa kesempatan, baik saat bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri maupun dengan Presiden Jokowi, Prabowo Subianto tidak pernah membahas tentang jatah menteri. Prabowo Subianto, kata dia, hanya menawarkan konsep kerja.
“Dalam setiap pertemuan Pak Prabowo bersama Pak Jokowi serta tokoh lain, termasuk Ibu Megawati, beliau tidak pernah menyampaikan permintaan posisi menteri. Beliau hanya menyampaikan ingin berkontribusi di mana pun, baik posisi dalam pemerintahan atau oposisi, beliau menawarkan konsepsi,” tegasnya.
Menurut Dahnil Anzar Simanjuntak, Prabowo Subianto menawarkan konsep kedaulatan pangan, energi, ekonomi, dan pemerintahan kepada Jokowi. Prabowo Subianto menyerahkan konsep itu untuk membantu Jokowi dalam memerintah negara.
“Jadi tidak benar bila ada yang menyatakan Gerindra melalui Pak Prabowo meminta tiga menteri. Pada prinsipnya, Pak Prabowo siap membantu bangsa dan negara di mana pun posisinya. Yang jelas, beliau aktif menyampaikan pemikiran-pemikirannya untuk kepentingan rakyat kebanyakan,” ujar Dahnil Anzar Simanjuntak.
Sebelumnya, Arief Poyuono mengakui adanya permintaan partainya kepada Jokowi agar mengisi tiga pos menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Menurutnya, ada tiga nama yang kabarnya disodorkan Prabowo Subianto untuk masuk ke Kabinet Kerja jilid II, yaitu Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, dan Sandiaga Uno.
“Sandiaga, Fadli, dan Edhy Prabowo, mereka semua tokoh Gerindra yang kompeten dan cerdas kok untuk bisa membantu pemerintahan Pak Joko Widodo, yang ke depan punya tantangan dan ancaman problem besar dengan ekonomi kalau melihat situasi global dan prediksi bank dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya akan tumbuh di bawah 5 persen. Dan tentu saja mereka bertiga akan bisa membantu pemerintahan Joko Widodo nantinya,” kata Arief Poyuono kepada awak media, Jumat, 4 Oktober 2019. (nuch/det)