harianpijar.com, JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) menilai ketegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat diperlukan untuk menyikapi aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Terutama menjelang pelantikan Jokowi sebagai presiden di periode kedua.
“Sepertinya ada pihak-pihak tertentu yang bermain-main, dengan cara memprovokasi mahasiswa, terutama mahasiswa yang baru masuk kampus untuk berhadapan dengan Jokowi. Untuk itu Jokowi jangan goyah dan jangan terpengaruh serta tetap tegas,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada JPNN, Rabu, 25 September 2019.
Neta S Pane menjelaskan, usai gagal memprovokasi kelompok massa tertentu di depan Bawaslu untuk protes kemenangan Jokowi di Pilpres 2019 pada 22 dan 23 Mei lalu, ternyata ada kelompok-kelompok mencoba menggoyang presiden dengan isu baru, yaitu UU KPK dan RUU KUHP serta isu-isu lainnya.
“Tuntutan adanya Perppu KPK adalah tuntutan yang tidak masuk akal karena DPR sudah mengesahkan UU KPK, tetapi kelompok ini tetap mencari celah untuk menjatuhkan atau merusak citra Jokowi,” ucapnya.
Dalam kasus demo belakangan ini IPW melihat adanya dua kelompok yang tidak terakomodir dalam rekonsiliasi 01 (Jokowi) dan 02 (Prabowo), yaitu kelompok radikal keagamaan dan kelompok pendukung eks kekuasaan era sebelumnya.
“Mereka menganggap kelompoknya belum aman dan belum mendapat tempat di rezim Jokowi ke depan, sementara mereka melihat ke depan Jokowi dalam berkuasa akan bersikap tanpa beban, sehingga sikap ini berbahaya bagi mereka,” jelas Neta S Pane.
“Kebetulan ada tiga momentum, yakni mahasiswa-mahasiswa baru mulai masuk kampus. Biasanya mahasiswa baru ini terkenal militan untuk menunjukkan eksistensinya, mereka inilah kemudian yang diprovokasi untuk menghadapi Jokowi,” imbuhnya.
Kemudian adanya isu UU KPK dan UU KUHP yang dijadikan kelompok itu untuk membakar situasi agar panas dengan berbagai aksi kelompok mahasiswa. Selain itu, isu Papua di mana asing terlalu gampang ditarik dalam kasus ini.
“Ketiga hal ini bermuara ke satu perlawanan terhadap Jokowi yang akan memasuki periode kedua lewat aksi-aksi demo yang radikal dan anarkis,” kata Neta S Pane.
IPW pun berharap Jokowi maupun Polri tegas dan profesional. Bongkar jaringan di belakang aksi demo itu dan usut tuntas serta seret aktor-aktornya ke pengadilan agar publik tahu siapa biang kerok di belakang semua itu.
“Sebab dalam aksi rusuh 22 Mei lalu Jokowi dan Polri tidak tegas dan terlalu kompromistis akibatnya aktor intelektual dan pendanaan kerusuhan ya tidak diadili hingga kasusnya tidak tuntas,” ungkap Neta S Pane.
Untuk itu, Neta S Pane menyatakan Jokowi harus tegas dalam aksi-aksi kali ini. Dirinya meminta seret aktor intelektualnya ke pengadilan agar mahasiswa tidak menjadi Kuda Troya yang berhadapan dengan aparat keamanan di lapangan. (nuch/jpn)