Megawati Teteskan Air Mata Saat Kenang Pesan Bung Karno Soal Perdamaian Korea

megawati
Megawati Soekarnoputri.

harianpijar.com, SEOUL – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sempat meneteskan air mata saat menyampaikan pesan Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) tentang perdamaian di semenanjung Korea. Hal itu terlihat saat dirinya memberikan pidato di DMZ International Forum on the Peace Economy.

Megawati mengatakan ada peristiwa bersejarah yang tidak pernah hilang dari ingatannya. Saat itu pada 1965 di Jakarta, Pemimpin Korea Utara Kim Il Sung bertemu dengan Bung Karno. Dirinya lalu mengutip pesan Bung Karno kepadanya saat itu.

“Berdirilah tidak untuk memilih Korea Selatan atau Korea Utara. Pilihlah jalan perdamaian. Pegang teguh ideologi Pancasila yang akan menuntunmu ke jalan perdamaian,” ujar Megawati dengan suara lirih di Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis, 29 Agustus 2019.

Baca juga:   Waketum Gerindra Minta Maaf ke PDIP Soal Tudingan Seperti PKI

“Jalan ini akan mempertemukanmu dengan pemimpin dan rakyat kedua negara, yang sama-sama berjuang untuk perdamaian dan kedaulatan Korea. Dan memang itulah yang terjadi hingga saat sekarang,” tambahnya.

Megawati pun membeberkan sejarah panjang Indonesia dan keterlibatannya dalam proses perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan. Proses itu juga yang membuatnya selalu mendorong untuk dilakukannya musyawarah dan mufakat dalam perdamaian kedua Korea.

Saat menjabat sebagai Presiden, Megawati bertemu pemimpin Korea Selatan saat itu, Presiden Kim Dae Jung, yang secara tidak resmi meminta dirinya menjadi special envoy Korea Selatan untuk Korea Utara.

Megawati mengatakan, ketika Korea Utara di masa Pemerintahan Kim Jong Il, dirinya sering datang ke Korea Selatan maupun Korea Utara.

Baca juga:   Soal Pemindahan Ibu Kota, Fraksi PDIP: Pernah Dibicarakan di Komisi XI

“Kepada Yang Mulia Kim Jong Il, saya berusaha meyakinkan beliau bahwa sudah tiba waktunya untuk berusaha menyatukan dua Korea menjadi Korea,” kata Megawati.

Bahkan, seingat Megawati, Kim Dae Jung sudah mendatangi Korea Utara. Sedangkan Kim Jong Il hingga wafat belum mendatangi Korea Selatan. Setelah itu, sayangnya ada jeda yang cukup lama usai pergantian kepemimpinan.

“Dan baru setelah Yang Mulia Presiden Moon Jae In, hubungan ini terbentuk kembali. Maksud saya menceritakan sepenggal sejarah yang cukup rumit ini adalah; sampai kapan kedua negara ini akhirnya terwujud menjadi sebuah negara Korea yang bersatu?” pungkas Megawati. (elz/cnn)

SUMBERCNN Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini