Video Lama Kembali Viral, Ahok Jelaskan Sikapnya Terkait Pemindahan Ibu Kota

Ahok
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. (foto: instagram/basukibtp)

harianpijar.com, JAKARTA – Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok angkat bicara soal viralnya kembali video wawancaranya mengenai pemindahan ibu kota. Menurut Ahok, viralnya kembali video itu merupakan bentuk adu domba. Dirinya pun menjelaskan sikapnya terkait ibu kota yang dipindah dari Jakarta.

“Buat saya, pindah ibu kota karena lari dari masalah kemacetan saja jelas nggak tepat. Pak Jokowi dari dulu mengatakan pindah ibu kota bukan hindari kemacetan. Karena Jakarta tetap harus dibangun transportasinya sebab akan jadi pusat bisnis dan jasa,” ujar Ahok melalui pesan singkat, Selasa, 27 Agustus 2019.

“Pindah ibukota bukan untuk lari dari masalah tetapi untuk pemerataan pembangunan keluar dari Jawa itu benar,” tambahnya.

Ahok lalu menyertakan dua tulisan tentang pengumuman Jokowi soal pemindahan ibu kota. Tulisan pertama adalah tentang alasan pemindahan ibu kota untuk mengurangi beban Jakarta dan Jawa. Yang kedua berisi pernyataan Jokowi bahwa Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan.

Baca juga:   Di Luar atau Gabung Pemerintah? Gerindra: Kami Percayakan Semuanya ke Prabowo

“Alasan pindah ibukota beda sekali dengan pertanyaan dalam wawancara dengan aku,” kata Ahok.

Video lama yang viral ini direkam saat Ahok menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi. Video ini kembali diviralkan di media sosial menyusul pernyataan Jokowi yang mengumumkan pemindahan ibu kota. Menurut Ahok, ini adalah adu domba.

“Itulah politik peninggalan kolonial Belanda. Maunya adu domba dengan konteks berbeda dan pertanyaan yang tidak sama,” pungkas Ahok.

Diketahui, dalam video lama itu, presenter membacakan pertanyaan dari warga tentang pemindahan ibu kota. Adapun cuplikan tanya jawabnya adalah sebagai berikut:

Presenter: Menurut Pak Jokowi dan Ahok, perlukah pemindahan ibu kota ke tempat lain? Atau menunggu Jakarta menjadi megapolitan yang crowded? Ada lagi “apakah bapak setuju jika ibu kota dipindahkan? Atau bapak berpikir bahwa Jakarta masih layak untuk menjadi ibu kota?”

Ahok: Saya kira kalau soal pindahkan ibu kota tergantung pemerintah pusat dan DPR. Kalau buat saya, rakyat kita masih susah, kalau buat saya pribadi, untuk apa habisin Rp 800 triliun hanya untuk mengatasi gara-gara sini macet, lalu ibu kota pindah padahal bikin loopline kereta api cuma Rp 30 triliun. Jadi kan ini bukan karena ada masalah lalu lari dari masalah gitu lho, itu pendapat saya. Kalau sini macet ya diatasi dong macetnya. Bukan berarti lalu bikin proyek yang lebih berapa ratus triliun. Itu juga masalah baru lagi. Lebih cepat di sini kok. Kalau saya, lebih gampang gimana? Beli aja bus yang banyak kalau pemerintah pusat mau bikin lancar. Kasih bus gratis.

. (nuch/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini