harianpijar.com, JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengatakan sikap penolakan terhadap pin berbahan emas tidak hanya berlaku di DKI Jakarta saja, melainkan juga berlaku secara nasional.
“Ini bukan hanya sikap PSI di DKI Jakarta tapi menjadi porsi dan komitmen kami,” ujar Ketum PSI Grace Natalie seusai acara Kopdarwil DPW PSI DKI Jakarta, di Novotel Hotel, Jakarta Barat, Minggu, 25 Agustus 2019.
Grace Natalie menilai pemerintah seharusnya irit terhadap sesuatu hal. Menurutnya, penggunaan pin berbahan emas bisa diganti dengan bahan lain yang lebih murah.
Grace Natalie lalu memaparkan bahwa di dalam aturan Kemendagri, tidak ada kewajiban anggota DPRD untuk memakai pin berbahan dasar emas. Dirinya lantas menyinggung anggaran pin emas DKI Jakarta yang mahal.
“Buat kami uang Rp 1 miliar itu banyak. Belum lagi dikalikan di tempat-tempat lain. Saya rasa di tempat lain ada juga kok yang bukan emas. Kalau memang ini adalah sebuah kewajiban yang di standarisasi oleh negara, harusnya semua daerah sama dong,” ucapnya.
Terkait tudingan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang menganggap PSI mencari popularitas dari isu pin berbahan emas, Grace Natalie menyebut irit bukanlah sebuah popularitas.
“Irit kok disebut mencari popularitas. Gimana nih. Kita ngirit kepada uang masyarakat. Ini tanggung jawab kita kepada konstituen masyarakat. Ini bukan pencitraan, bukan juga sekedar gimik. Semua hal bisa dipertanggungjawabkan kepada publik, untuk uang masyarakat, apa dasarnya harus dibelanjakan emas 24 atau 22 karat. Itu (pin emas) tidak terkait produktivitas sama sekali. Kalau bisa di irit, kenapa enggak,” kata Grace Natalie. (nuch/det)