Hasto: Kalah dalam Pemilu Bukan Akhir dari Segalanya

Hasto-Kristiyanto
Hasto Kristiyanto. (foto: dok. Poskotanews)

harianpijar.com, JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai kalah atau menang dalam pemilu bukanlah akhir dari segalanya. Selain itu, kalah atau menang pemilu sama-sama memikul tanggung jawab besar bagi bangsa negara.

“Yang menang harus menggunakan kemenangan itu untuk kepentingan bangsa dan negara untuk rakyat. Yang kalah bisa memperbaiki diri,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto saat menggelar diskusi peringatan Nuzulul Quran bertema ‘Pesan Perdamaian dalam Alquran’ di Jakarta, Minggu, 26 Mei 2019.

Menurut Hasto Kristiyanto, kubu yang kalah memiliki waktu untuk berbenah sebelum dimulai kembali kompetisi lima tahun berikutnya. Bahkan, hal itu serupa dengan yang dilakukan PDIP saat berada di luar kekuasaan usai kalah dalam pemilu 2004 lalu.

Baca juga:   Tanggapi Soal UU Cipta Kerja Salah Ketik, Arteria Dahlan: Saya Curiga Ada Motif Memperkeruh

Selanjutnya, PDIP kalah dua kali kalah dalam pemilu. Namun, kekalahan terebut membuat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tidak ikut dalam pemerintahan aktif. Bahkan, kondisi partai saat itu mirip dengan situasi politik saat ini. Karena itu, dirinya mengajak semua pihak sebagai warga bangsa mengedepankan pesan perdamaian dan kamanusiaan.

“Terlebih saat ini di mana masih ada pertentangan satu sama lain, padahal pemilu sudah selesai,” kata Hasto Kristiyanto yang juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) itu.

Lebih lanjut, Hasto Kristiyanto menegaskan, dirinya meminta semua pihak untuk tidak mengorbankan persatuan Indonesia hanya karena ambisi kekuasaan. Selain itu, benturan aparat dengan warga seharusnya tidak perlu terjadi. Karena itu, konflik yang terjadi hanya akan mengorbankan bangsa Indonesia sendiri.

Baca juga:   Begini Kata Hasto PDIP Soal Pertemuan Anies dengan Gibran di Solo

Sementara, menurut Hasto Kristiyanto, tema diskusi sengaja diambil karena kontekstual dengan situasi saat ini. Karena itu, dirinya berharap setiap warga seharusnya mengedepankan pesan perdamaian dan kemanusiaan.

Sedangkan, hasil rekapitulasi KPU menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengantongi suara terbanyak dalam pemilu 2019. Selain itu, paslon 01 unggul dengan perolehan 55,5 persen berbanding 45,5 persen suara bagi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kemudian, kubu 02 lantas menolak hasil tersebut dan mengadakan aksi massa di depan gedung Bawaslu. Namun, sayangnya demonstrasi yang dilakukan pada 22 Mei itu berlangsung ricuh hingga timbul korban jiwa. (elz/rep)

SUMBERRepublika

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini