UGM Sebut Gelar Profesor Amien Rais Hilang, PAN: Nggih Monggo Kemawon

Amien-Rais
Amien Rais. (foto: detik/Lamhot Aritonang)

harianpijar.com, JAKARTA – Gelar guru besar atau profesor politikus senior PAN Amien Rais disebut sudah hilang oleh Ketua Dewan Guru Besar UGM Koentjoro.

Terkait hal itu, PAN membandingkan dengan tokoh akademis lain, seperti Yusril Ihza Mahendra dan Mahfud MD, yang masih tetap disebut sebagai profesor meski telah pensiun dari universitas yang memberinya gelar.

“Di negara maju, ada beberapa penyebutan bagi profesor yang sudah pensiun. Ada yang menjadi profesor emeritus, karena masih terkoneksi dengan universitasnya. Terkoneksi di sini bisa dalam berbagai bentuk, termasuk menulis. Tapi mereka sudah tidak digaji lagi,” kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo kepada awak media, Sabtu, 25 Mei 2019.

“Ada juga profesor yang tidak menjadi emeritus. Mereka kadang menyebut dirinya former professor (mantan profesor) atau profesor universitas X pada tahun sekian hingga sekian,” tambahnya.

Namun, dikatakan Dradjad Wibowo, mayoritas masyarakat di negara maju masih memanggil tokoh akademisi tertentu dengan sebutan profesor, baik yang emeritus maupun bukan. Menurutnya, itu menjadi penghormatan terhadap seorang guru besar, meski sudah pensiun.

“Itu terjadi di Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara persemakmuran, Uni Eropa dan sebagainya,” jelasnya.

Dradjad Wibowo mengatakan, hal serupa juga terjadi di Indonesia. Dirinya lantas membandingkan dengan beberapa tokoh yang memiliki gelar guru besar, apakah masih aktif di dunia akademisi atau sudah resmi pensiun.

Baca juga:   Pengamat LIPI: Sebagai Caketum PAN Asman Abnur Jangan Diremehkan

“Di Indonesia, boleh dikatakan semua profesor yang sudah pensiun masih dipanggil profesor. Mungkin ada baiknya dicek, apakah Prof Jimly, Prof Mahfud Md, dan Prof Yusril Ihza Mahendra sudah pensiun atau belum. Kalau yang PNS, harusnya sudah pensiun begitu terjun ke politik,” sebutnya.

Terkait gelar Amien Rais yang dipersoalkan itu, Dradjad Wibowo menyebut Ketua Dewan Kehormatan PAN tersebut tak pernah mencantumkannya. Amien Rais saat ini disebut tak pernah mencantumkan gelar akademisnya itu, termasuk saat bersurat dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Pak Amien sendiri tidak pernah lagi mencantumkan gelar akademis kepada dirinya sendiri. Berbagai surat atau memo yang beliau tulis, selalu namanya hanya M Amien Rais. Surat Pak Amien kepada Presiden SBY beberapa tahun lalu adalah contohnya,” ujar Dradjad Wibowo.

“Tapi kalau sebagian kalangan masih menyebut beliau sebagai profesor, itu lebih sebagai penghormatan. Sama seperti kepada mantan profesor yang lain,” imbuhnya.

Selain itu, Dradjad Wibowo juga tak mempersoalkan pernyataan dari UGM bahwa gelar guru besar atau profesor Amien Rais sudah hilang. Dirinya lalu menyindir soal pernyataan yang dikeluarkan UGM.

“Jadi kalau UGM membuat pernyataan seperti itu, ya nggih monggo kemawon (ya silakan saja). Sekadar catatan, gelar profesor di Indonesia itu terlalu banyak muatan administratifnya daripada substansi akademisnya. Akibatnya, ketika tokoh seperti Pak Amien beroposisi keras terhadap kekuasaan, muncullah respons administratif seperti pertanyaan kepada UGM tersebut. Nggih mboten menopo-menopo (ya, tidak apa-apa),” tandas Dradjad Wibowo.

Baca juga:   Polisi Tangkap 'Profesor Tamim Pardede' Penghina Pemerintah

Sebelumnya, karir Amien Rais sebagai guru besar dan profesor disebut sudah hilang lantaran telah pensiun. Amien Rais sebelumnya merupakan salah satu pengajar Fisipol UGM di Yogyakarta.

“Beliau sudah pensiun. Guru besar atau profesor itu adalah jabatan akademik, sehingga ketika beliau itu pensiun maka jabatan akademik sebagai guru besar itu pun sebetulnya juga harusnya hilang,” kata Ketua Dewan Guru Besar UGM Koentjoro.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono mengatakan apa yang dilakukan Amien Rais dalam dunia politik bukan tanggung jawab institusinya. Pasalnya, Amien Rais sudah pensiun dari kampus.

“Profesor Amien Rais itu sudah purna, sudah pensiun dari Universitas Gadjah Mada, sehingga secara institusi (UGM) sudah tidak ada ikatan secara struktural ya dengan Profesor Amien Rais,” ungkap Panut Mulyono.

“Sehingga apa yang beliau (Amien Rais) lakukan itu bukan tanggung jawab Universitas Gadjah Mada, tentu menjadi tanggung jawab pribadi beliau. Saya kira demikian,” sambungnya. (nuch/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini