Ketum PPP Suharso Monoarfa Dinilai Layak Pimpin Poros Partai Islam

Suharso-Monoarfa
Suharso Monoarfa. (foto: detik/Arif Syaefudin)

harianpijar.com, JAKARTA – Wacana pembentukan poros partai Islam semakin menguat menyusul pertemuan PPP dan PKS. Lantas, siapa sosok yang dinilai layak memimpin poros partai Islam tersebut?

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai wacana poros partai Islam harus mengajak sejumlah partai Islam lainnya. Sehingga, poros ini betul-betul mewakili kelompok Islam.

“PPP dan PKS masih belum mewakili poros partai Islam. Mesti diajak partai Islam lain, seperti PBB, PAN dan PKB, termasuk partai-partai Islam baru, seperti Partai Ummat dan Partai Masyumi,” ujar Ujang Komarudin kepada awak media, Senin, 19 April 2021.

Apabila wacana ini mentok hanya di PPP dan PKS, maka Ketum PPP Suharso Monoarfa dinilai layak memimpin poros partai Islam. Namun, pertanyaannya, apakah PKS mau poros ini dipimpin Suharso Monoarfa?

Baca juga:   Khawatir Jadi Klaster Baru, PKS Minta Kemendagri Paksa Protokol COVID di Tahapan Pilkada 2020

“Jika hanya PPP dan PKS tak akan kuat, dan jika hanya kedua partai tersebut, mungkin sosok Suharso layak dipertimbangkan. Namun apakah PKS-nya mau. Ini saja harus dibicarakan dengan matang antara sesama petinggi kedua partai,” ucapnya.

Ujang Komarudin mengatakan Suharso Monoarfa lebih senior di poros ini sehingga patut dipertimbangkan untuk memimpin. Namun, dirinya mengingatkan bahwa PKS memiliki kursi di DPR yang bisa menjadi pertimbangan lain, sehingga Ahmad Syaikhu bisa memimpin poros partai Islam.

“Karena Suharso politisi senior. Namun jika melihat dari jumlah kekuatan kursi di parlemen antara PPP dan PKS, maka Syaikhu yang akan dipertimbangkan. Makanya perlu musyawarah, perlu kompromi di antara mereka,” kata Ujang Komarudin.

“Dan harus ada yang mengalah demi kebaikan bersama. Jika saling ngotot, maka akan buyar itu koalisi,” imbuhnya.

Baca juga:   Anis Matta: Kalau Garbi Jadi Parpol, Otomatis Saya Keluar dari PKS

Sementara itu, pendapat berbeda datang dari pendiri lembaga survei kedaiKOPI Hendri Satrio. Menurutnya, tak perlu ada pemimpin tunggal di poros partai Islam.

“Enggak perlu ada pemimpinnya, equal saja. Ini seperti ASEAN, semua anggota tim memiliki posisi yang sama. Jadi jawabannya atau keputusannya, keputusan kolektif kolegial, keputusan bersama,” jelas Hendri Satrio.

Hendri Satrio menyarankan poros partai Islam lebih baik mendirikan sekretariat. Di mana, dalam sekretariat itu ada sekjen yang mengatur rumah tangga poros ini.

“Mereka harus bentuk sekretariat, nanti ada sekjen-nya di sekretariat itu, tapi bukan berarti ada ketua yang harus dipatuhi, enggak, jangan. Namanya bukan poros kalau itu mah, partaisasi baru, mending kalau poros ya sama, kolektif kolegial. Kalau enggak, pecah loh, kalau ada yang tinggi dari satu yang lainnya,” tukasnya. (ilfan/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini